Rabu, Februari 08, 2012

Anak Angkat yang menyusahkan Orang tua

Cerita ini mengajak orang yang hendak mengangkat anak untuk banyak berpikir. Khususnya bagaimana cara mendidiknya dengan baik seperti yang diingini. Jangan seperti Khojah Astor . akibat anak angkat, rusak kehidupannya dan habis segala harta bendanya… ck ck ck!! Dari buku “Cerita Teladan Burung Bayan”
*****************************************

Khojar Astor adalah seorang saudagar yang kaya raya di negeri Tabaristan. Namun ia tidak beranak. Lalu seorang budak Habsyi bernama Sadalab masih kanak-kanak di angkat sebagai anaknya. Khojah Astor sangat menyayangi dan memelihara anak itu dengan baik. Segala keperluan anak itu dipenuhinya. Sadalab benar-benar hidup bagaikan anak orang penting, selalu dikelilingipelayan dan dituruti kemauannya.

Menjelang usia 12 tahun, semakin tampak lah perilaku yang manja dan suka diatur. Ia tak pandai mengaji karena perilakunya buruk. Suatu hari Sadalab berkelahi dengan temannya sesame mengaji. Guru mereka berusaha melerai perkelahian itu, namun Sadalab terus memukuli temannya. Akhirnya Sadalab memukul temannya itu dengan sebilah kayu. Kena dibagian kepala sehingga kepala teman Sadalab pun berdarah-darah.

Guru mengaji sungguh menyesali perbuatan Sadalab dan langsung membawanya kepada Khojah Astor. Mengetahui kenakalan anak angkatnya, Khojah Astor pun marah. Apalagi. Orang tua teman Sadalab pun datang mengadukan perkelahian itu sambil menceritakan sakit yang diderita anaknya.

“Maafkanlah tuan, anak saya ini. karena saya tidak sempat mencegahnya melakukan itu kepada anak tuan.” Kata Khojah Astor dengan rasa sedih dan malu. ia merasa sangat bersalah. Maka, diberinya segala macam uang dan pemberian lainnya, guna menghilangkan kemarahan dan juga biaya pengobaan anak yang menjadi korban kenakalan Sadalab itu. “Tolong lah tuan bersabar dan mengampuni kesalahan anak kami.”

Karena melihat kerendahan hati Khojah Astor, orang tua anak itu pun menjadi hilang marahnya. “Terimakasih tuan akan nasihatnya dan juga seluruh kebaikan dan pemberian tuan kepada kami. Sungguh tak ternilai harganya,” kata orang tua anak itu.
Demikian lah Sadalab sering menimbulkan kesulitan dan membuat malu bagi Khojah Astor dan istrinya serta sanak kerabatnya. Ketika Sadalab berumur 20 tahun, mulai lah ia senang menghabiskan harta orang tua angkatnya. Ia senang berfoya-foya dan bermewah-mewah dengan harta Khojah Astor. Sementara itu Khojah Astor sendiri tak bisa berbuat banyak menghadapi kenakalan anak angkatnya.

Ketika melihat sepak terjang anak Sadalab yang semakin membuat malu keluarga, sanak saudara Khojah Astor pun mulai marah. Mereka menuntun Khojah Astor berlaku keras kepada anak angkatnya itu. Namun, apa kata Khojah yang mulai tua? “Wahai sanak saudaraku, sungguh benarlah kata-kata kalian itu. Kalian pasti sudah geram atas seluruh perbuatan buruk Sadalab. Apalagi diriku yang menjadi orang tua angkatnya. Aku sudah tidak sanggup lagi.” Kata Khojah Astor sedih.
Mendengar itu, terdiamlah mereka semua. Tak ingin mereka menambah beban dan kesedihan Khojah Astor yang baik hati itu. Semakin hari semakin banyak perbuatan memalukan dan kejahatan yang dilakukan Sadalab. Padahal usianya sudah dewasa untuk memikirkan pekerjaan yang lebih serius, misalnya berumah tangga atau menyelenggarakan usaha.

Suatu hari terjadilah keributan antara Sadalab dengan keponakan Khojah Astor. Mereka terlibat perkelahian sengit dengan menggunakan senjata tajam. Akhirnya Sadalab tertusuk belati di bagian perutnya. Karena pendarahan yang tak kunjung berhenti, meninggallah anak angkat Khojah Astor itu. (*)

Raja Harman Syah dan Istri Adiknya

Satu kisah dibawah ini mengajarkan kita, baik kaum laki-laki dan perempuan untuk berhati hati. Supaya terhindar dari segala fitnah….masih dari buku “Cerita Teladan Burung Bayan”

****************

Alkisah tentang seorang raja bernama Raja Harman Syah, yang memerintahkan sebuah negeri yang amat besar. Raja mempunyai permaisuri, bernama Putri Kamarul’ain yang terkenal cantik dan bercahaya serta berbudi mulia. Baginda amat mencintai istrinya.
Raja Harman Syah mempunyai saudara laki-laki bernama Raja Ahmad, dan mempunyai istri bernama putrid Saifah dari kerajaan Andalas. Putrid yang ini dikenal cerdas, cantik dan pandai menulis halus serta memahami ilmu falak.

Suatu hari putrid Saifah dipanggil iparnya Putri Kamarul’ain untuk diajak bermain congklak. Mereka berdua bermain dengan gembira layaknya anak-anak. Karena asyiknya permainan dan tawa mereka, Raja Harman Syah pun masuk ke ruang tempat mereka bermain dan menunggui permaisurinya. “Sudah lamakah kalian bermain?” Tanya baginda dengan manis.

“Baru saja. Hamba pun belum menang,” kata permaisuri.
“Teruslah bermain. Kalau perlu aku ajari supaya menang.” Kata raja menggoda istrinya.

Melihat kemesraan suami-istri dihadapannya, hati Putri Saifah tergetar. Ia mulai membandingkan suaminya dengan raja Harman Syah yang kelihatan amat baik kepada istrinya. Sudah bertahun-tahun ia menjadi istri adik Raja Harman Syah, tapi baru kali ini ia melihat kemesraan raja.

Setelah kejadian itu, Putri Saifah sering diam-diam memandang Raja Harman Syah dan mulai terpaut dengan raja yang berkuasa itu. Ia lalu membandingkan ketampanan wajah raja dengan suaminya Raja Ahmad. Raja Harman Syah merasa aneh dengan perilaku adik iparnya itu. Diam-diam baginda pun berdoa agar Putri Saifah dikaruniai kesadaran akan kesalahan sikapnya itu dan bermohon pada Allah agar tak terjadi fitnah karena perempuan itu.

Raja Ahmad tidak tahu sama sekali keadaan istrinya. Hanya saja ia merasa heran mengapa Putri Saifah tidak bersikap manis seperti biasanya. Bahkan belakangan istrinya sering melamun seperti sedang memikirkan sesuatu dan tubuhnya menjadi kurus karena hanya sedikit makan dan minum.

Karena khawatir, Raja Ahmad pun memanggil banyak tabib ke istana untuk memeriksa keadaan sang putri. Namun betapa sedih hati Raja Ahmad, karena tak satu obatpun dapat memperbaiki keadaan sang putri.

Setelah berminggu-minggu memikirkan Raja Harman Syah, Putri Saifah nekad mengirim surat kepada baginda. Tulisannya memang indah, ia membuat syair merdu merayu menyuarakan isi hatinya kepada Raja Harman Syah yang dikaguminya. Tanpa rasa malu disuruhnya seorang pelayan kepercayaannya bernama Elah untuk mengantar surat cinta itu. Pelayan ini mendapat upah yang banyak untuk menyampaikanniat buruk Putri Saifah ini.

Raja Harmansyah sedang hendak mandi-mandi di kolam istana, ketika akhirnya datanglah pelayan perempuan suruhan Putri Saifah. “Mengapa engkau datang tergopoh-gopoh? Apa yang kau bawa?” baginda berpikir mungkin Raja Ahmad mempunyai keperluan mendesak, sehingga menyuruh pelayannya datang ke tempat itu.

“Tuan Putri Saifah menyuruh hamba mempersembahkan surat ini baginda,” kata Elah tanpa malu-malu.

Raja Harman Syah sangat marah mendengar pernyataan pelayan adik iparnya itu. Setelah memberikan tanda suratnya telah diterima dan menyuruh pelayan itu pergi, raja berdoa kepada Allah agar urusan dengan Putri Saifah ini diselesaikan. Baginda sungguh tidak ingin ada fitnah besar menimpa keluarga kerajaan.

Lain halnya denga Elah. Ia datang kepada Putri Saifah dan berbual bahwa sang raja memberikan syalnya sebagai tanda kenangan kepada Putri Saifah. Hati Putri Saifah pun semakin berbunga-bunga sehingga perempuan yang berkhianat itu semakin suka melamun dan tubuhnya pun semakin habis. Setiap hari didekapnya syal itu.

Karena sakit yang semakin parah, akhirnya Putri Saifah meninggal dunia. Raja Ahmad amat sedih atas kejadian ini. lalu melihat syal kakandanya ada di tempat tidur istrinya, mulai lah hatinya curiga. “Tapi tak mungkin istriku berkhianat kepadaku.” Raja Ahmad pun terus berduka dan setiap hari menangis sedih. Raja Harman Syah pun tak tega melihat keadaan adiknya. Suatu hari, dibawanya adiknya itu berbicara empat mata. Lalu diceritakannya segala peristiwa yang menimpa Putri Saifah itu. Tentu saja Raja Ahmad tidak begitu saja mempercayainya. “Panggil pelayanmu Elah. Ia taus emua yang terjadi dengan istrimu itu.” Kata Raja Herman Syah.

Benar saja. Ketika Elah dipanggil, ia menceritakan yang sejujurnya. Betapa terkejut raja muda itu, mendengar penghianatan istrinya. “Untung saja Allah segera memanggilnya, sehingga tak terjadi fitnah yang lebih besar,” kata Raja Ahmad penuh rasa syukur. Maka, baginda Raja Harman Syah pun memeluk adindanya yang bijaksana itu. Setelah itu Raja Ahmad pun tidak bersedih lagi.

Tak lama kemudian Raja Ahmad menikah kembali dengan Putri Rabiah, Putri Raja Kisar. Sungguh Putri Rabiah adalah istri yang beriman dan berakhlak mulia. Raja Ahmad dan istrinya pun hidup bahagia, saling setia dan saling menyayangi.(*)

Raja yang mendengar nasihat Kambing

Well,kisah dibawah ini juga aq copas alias coppy paste dari buku "Cerita Teladan Burung Bayan". cerita ini sangat cocok untuk perempuan yang akan dan sudah berumahtangga.. cek it dot!! ^_^

************************

Ada seorang raja dari negeri Hindustan yang memerintah dengan adil dan berakhlak mulia. Raja memiliki wilayah kerajaan yang sangat besar. Baginda memiliki seorang istri cantik dan sangat mencintai suaminya. Begitu pula baginda amat mencintai permaisuri yang berbudi ini.

Kesukaan raja Hindustan adalah berburu. Ketika raja sedang berburu di hutan, bertemulah baginda dengan dua ekor ular, ular yang satu betina kelihatan baik wajahnya, sedangkan ular yang jantan tampak jahat. Melihat itu, dalam hati baginda berkata, “Sesungguhnya kedua ular itu bukan pasangan. Yang jantan terlihat jahat, sedangkan ular betina terlihat baik.” Kemudian raja menghunus pedangnya dan menebas ular jantan hingga tewas. Sementara ular betina lari dan kembali ke suaminya, tapi dengan ekor terputus karena kena tebas pedang raja.

“Mengapa ekormu terputus?” Tanya suami ular. Sang istri pun berkata, “ tadi raja Hindustan sedang berburu, lalu hendak menangkapku dengan pedangnya. Untung yang kena Cuma ekorku. Begini lah jadinya,” kata istri ular.
Mendengar pengaduan istrinya, panas lah hati suami ular. “Awas kamu raja Hindustan! Akan kubalas kejahatanmu itu dengan bisa ku yang sangat mematikan ini!” kata suami ular dengan garang. Sesungguhnya ular jantan ini memang raja dari segala ular. Maka pergilah ular ke istana raja. Di tempat duduk raja memang selalu tersaji aneka bunga dan wewangian yang disiapkan permaisuri raja. Ditumpukan bunga dan wewangian itu lah ular jantan bersembunyi. Sampai akhirnya datang lah raja dan duduk diatasnya, dan
bercerita dengan permaisuri tentang peristiwa yang baru dialaminya.

“Tadi dalam perburuan, aku mendapati dua ekor ular. Aku merasa ular betina itu berkencan dengan ular lain yang bukan suaminya. Karena jenis keduanya berbeda. Bagaimana hal ini, seekor ular saja bisa berbuar jahat kepada pasangannya, apalagi manusia?” kata raja.

Diam-diam ular jantan itu mendengar semua pembicaraan raja dan permaisuri. “Hampir saja raja ini mati karena pengaduan yang jahat dari istriku,” guman raja ular geram. Keluarlah raja ular dari persembunyiannya dan menghampiri raja. Melihat ada ular besar, raja pun menghunus pedangnya dengan segera.
“Tuanku Syah Alam, janganlah tuan sangka hamba hendak berlaku jahat. Sesungguhnya hamba adalah suami dari ular betina itu. Duli tuan tuan telah berbuat banyak kepada hamba. Sekarang apa kehendak tuan, agar hamba bisa melakukan persembahan kepada baginda?”
“Lakukan apa saja yang pantas menurutmu,” Kata raja.
“Sesungguhnya hamba memiliki ilmu yang tak dapat dimiliki orang lain. Hamba memiliki ilmu bercakap cakap dengan binatang. Hamba ingin membaginya dengan tuan.” Kata ular jantan dengan takzim. “Tapi tuan tidak boleh memberitahukannya kepada orang lain. Kalau tuan melanggar, maka tuan akan mati,: kata ular mengingatkan akibatnya.

Kemudian ular jantan kembali kesarangnya. Ia pun membawa istrinya menuju tempat bangkai ular jantan yang jahat itu. Ketika dilihatnya ada ekor istrinya tertinggal disana, raja ular pun langsung membunuh istrinya.
Suatu kali, raja Hindustan sedang berada diperaduannya bersama sang permaisuri. Seperti biasa permaisuri menaruh bunga dan wewangian. Rupanya dibawah kasur itu ada sepasang serangga yang mencium wewangian yang sedap itu.
“Kalau saja permaisuri memberiku bunga dan wewangian itu sedikit, tentu sudah kuhamparkan kepadamu.” Kata serangga betina.
“Sayangnya istri raja ini pelit ya? Tak sedikitpun kita dibaginya,” Kata serangga jantan.

Mendengar dialog dua ekor serangga itu, raja Hindustan tertawa-tawa. Permaisuri pun amat kaget melihat perihal suaminya. Raja pun menceritakan kemampuannya mendengar perbincangan sepasang serangga itu. Raja juga mengingatkan bahwa keselamatannya akan terancam jika menceritakan kemampuannya itu pada orang lain. Merajuk lah sang permaisuri. Ia sungguh ingin mengetahui rahasia pembicaraan-pembicaraan binatang.

“Jika kakanda mencintai hamba, ajarkan lah ilmu itu pada hamba. Kalau kakanda tidak mengajarkannya, akan mati lah hamba ini,” Kata permaisuri semakin merajuk.
Mendengar ucapan itu, sedihlah hati raja. “Kalau istriku mati, akan mati pula lah aku ini. karena cintaku padanya, akan kukatakan saja apa yang kuketahui ini. biar aku menanggung akibatnya,” pikir raja.

Seminggu kemudian raja mengajak permaisuri ketaman. Disana ada sebuah mahligai tempat biasa raja dan permaisuri duduk diiringi dayang dayangnya. Lalu ada sepasang kambing yang sedang makan rumput. Raja melihat kambing betina sedang bunting dan menyuruh suaminya mengambilkan sebuah tanaman segar dan menarik untuk dimakan yang letaknya ditengah sebuah kolam. Maka, kambing jantan itu segera mencebur ke kolam hendak mengambilkan tanaman untuk istrinya yang sedang hamil. Tapi ia hamper mati lemas, karena letak tanaman itu di bagian kolam yang paling dalam. Akhirnya kambing jantan naik kembali dan menghampiri istrinya. “Tak sanggup aku mendapatkan makanan itu. Hampir-hampir aku mati lemas,” kata kambing jantan terengah-engah.
Ternyata kambing jantan tetap merengek minta diambil. Dan berulang kali ia mengatakan kalau tidak makan tanaman itu, akan mati lah ia. Kambing jantan pun menjadi marah. “terserah apa katamu! Kalau memang kamu mau mati, mati sajalah. Tapi aku ga mau mati tenggelam gara-gara hendak mengambil tanaman itu. Kalau aku mati, kamu boleh kawin dengan siapa saja yang kamu suka. Kalau kamu mati, akan kucari lagi pasangan peng ganti,” kata kambing jantan tegas.

“Aku tidak mau seperti raja Hindustan itu! Mau saja menuruti keinginan istrinya. Sebaiknya dipikirkan dahulu apa yang dikatakan pasangan kita itu. Perempuan itu ada kalanya bisa menjadi racun, dan ada kalanya bisa jadi penawar. Begitu lah wanita,” kata kambing jantan panjang lebar. Mendengar kemarahan suaminya itu, kambing betina tidak bisa berkata-kata lagi.
Raja memperhatikan semua isi pembicaraan sepasang kambing itu. Diam-diam raja mengakui kebenaran kata-kata kambing jantan itu. Dan ketika permaisuri menagih janji sang raja untuk memberitahukan ilmu berbahasa binatang yang dikuasainya itu, kali ini raja bisa menolaknya. “ kalau tuan tak ajarkan juga, maka akan mati lah hamba,” kata permaisuri sedih.
“Jika adinda mati, aku akan mencari permaisuri pengganti. Seorang istri yang cantik dan patuh kepada suaminya. Sedangkan kalau aku mati, maka cari lah suami pengganti bagimu, yang baik pula,” kata sang raja.

Betapa kaget permaisuri mendengar ucapan raja itu. Semenjak itu, tak berani ia memaksakan kehendaknya kepada suaminya. (*)

Selasa, Februari 07, 2012

Perempuan & Suaminya yang Pencemburu

Untuk pertama kalinya aku meminjam buku di perpustakaan daerah kota balikpapan, saat melihat-lihat jejeran buku yang tersusun tidak begitu rapi di rak, mataku tertuju pada satu buku berjudul "Cerita Teladan Burung Bayan". baca sinopsisnya, ternyata cukup menarik. akhirnya aku memutuskan, buku ini akan aku pinjam. Ada 24 kisah klasik yang memikat hati dan penuh teladan. salah satunya kisah dibawah ini. "Perempuan dan Suaminya yang Pencemburu"

******

Alkisah, seorang perempuan yang cantik parasnya, bersuamikan seorang yang pencemburu. Sehari hari sang suami lebih banyak berada di rumah untuk menjagai istrinya yang cantik molek itu. Laki-laki ini malas berdagang atau bekerja, sehingga harta mereka pun lama-kelamaan menipis. Sang istri yang rupawan itu menjadi bingung melihat keadaan suaminya.

“Wahai suamiku, sekarang ini kita telah tak berharta lagi. Bagaimana dengan kehidupan kita, dengan apa kita makan? Mengapa engkau tidak pergi berlayar atau berdagang? Bagaimana nasib kita kelak?” Tanya istri dengan rasa cemas.
“Istriku tercinta, sungguh aku tak ingin berpisah denganmu. Aku khawatir jika pergi meninggalkanmu, ada orang yang akan berbuat jahat kepadamu. Aku juga khawatir engkau tak pandai menjaga diri,” kata sang suami, tak kalah cemas.
Istri tersenyum simpul mendengar kata-kata suaminya itu. Rupanya alas an itu lah yang membuat suaminya enggan berpisah dengannya. “Pernahkan tuan mendengar sebuah hikayat?” kata sang istri merajuk.

“Hikayat apa gerangan? Ceritakanlah padaku,” kata suami itu.

Maka , istri cantik ini pun mulai bercerita. “Dahulu ada seorang laki-laki yang sangat baik, menikah dengan perempuan yang amat dicintainya. Tapi, laki-laki ini tidak pernah cemburu pada istrinya. Berbagai caradibuat sang istri untuk memancing rasa cemburu suaminya, namun laki-laki ini tetap saja tidak pernah marah padanya. Lama kelamaan sang istri berpikir bahwa jangan jangan suaminya tidak suka lagi padanya. Akhirnya ia mencoba cari cara lain, ia memanggil seorang sahabat wanitanya yang kemudian didandanin dengan pakaian laki-laki. Lalu ia pun bercakap-cakap dengan mesranya, seolah sahabatnya seorang laki-laku yang dikasihinya. Ternyata suaminya tak juga menunjukan rasa cemburu. Sang istripun akhirnya tidak sabar, dan kemudian mendatangi suami.

“Wahai suamiku, mengapa engkau tidak pernah merasa cemburu kepadaku? Berbagai cara kulakukan, tetapi tetap saja kamu tidak bisa cemburu,” kata perempuan itu dengan jengkel.

“Wahai istriku terkasih, aku ini tidak perlu cemburu kepadamu. Karena dari pengalaman, banyak laki-laki yang cemburu justru diberdaya oleh istrinya,” kata sang suami bijak.

Kemudian laki-laki itu bercerita, ada sebuah hikayat kuno, yang kedengarannya mustahil namun sesungguhnya mengandung hikmah. Dulu ada seorang laki-laki yang bisa menyulap dirinya menjadi berbagai bentuk. Laki-laki ini sanbat pencemburu, karena istrinya adalah perempuan yang sangat cantik dan baik budi. Suatu kali istrinya hendak pergi jauh, lalu laki-laki berubah menjadi gajah agar istrinya bisa duduk dipunggung dan membawanya ke mana saja ia pergi. Ia khawatir bila akan terjadi sesuatu dengan istrinyadan takut istrinya menjadi tidak setia kepadanya. Sampailah disebuah pohon yang rindang, dan gajah pun berteduh disana. Ternyata diatas pohon ada seorang laki-laki yang mencari angin. Ketika terpandang olehnya seorang perempuan cantik duduk diatas gajah, ia pun tersenyum pada perempuan itu. Dan perempuan itu pun membalas senyuman laki-laki yang menggodanya. Laki-laki itu pun mendekati perempuan itu dan mereka kemudian asyik mengobrol di punggung gajah. Sungguh, laki-laki itu tidak tau kalau gajah itu sesungguhnya suami perempuan yang molek itu.

“Ada sebuah rahasia penting,” kata perempuan itu lagi. “Tidak kah engkau tahu bahwa sesungguhnya gajah yang membawaku kemana-mana ini adalah suamiku sendiri. Suamiku adalah seorang pencemburu. Saking jengkelnya, maka aku jadis erring berbuat iseng. Aku terima perkenalan banyak laki-laku yang jatuh hati karena kecantikanku. Aku telah mengkhianatinya.”
Laki-laki itu amat terkejut. “Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?” tanyanya tak percaya. Karena ketakutan laki-laki itu segera lari dan kembali bersembunyi di balik pohon. Kemudian gajah itu pergi berlalu, seperti tak terjadi apa-apa dengannya.
“Demikianlah, kata sang suami, dengan keadaan suami seperti itu saja istri bisa berkhianat. Jadi kalau engkau ingin berbuat khianat sedangkan aku telah menjaga dan mencemburuimu, tetap saja itu bisa dilakukan. Maka aku tidak mau memelihara rasa cemburu itu,” kata sang suami lagi.

Sungguh lega sang istri mendengar hikayat yang dituturkan suaminya ini. “Kalau aku khianat kepadamu, tentu tak sulit bukan? Tapi insyaAllah, tak akan kulakukan itu,”

“Aku tak bisa mempercayaimu seratus persen, walaupun engkau telah berbuat janji kepadaku,” kata sang suami.
“Jika engkau tidak juga mempercayaiku, ada setangkai bunga dan sehelai kain berwarna merah tua. Pakailah olehmu, dan bawalah berlayar. Jika ternyata bunga itu layu dan kain itu menjadi luntur, berarti aku telah berbuat khianat kepadamu,” kata istrinya sambil tersenyum.

Mendengar ini, suaminya setuju. Ia pun pergi berlayar dengan bermacam barang dagangan. Sampailah ia disebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja yang budiman. Rupayanya raja menyukai saudagar yang bersikap baik ini. hampir setiap waktu saudagar diajak berjalan mengelilingi negeri. Sampai akhirnya masuk lah musim kemarau yang mengakibatkan tanaman dan pepohonan mongering dan layu kemudian rontok. Namun, diam-diam raja heran dengan sekuntum bunga yang dibawa oleh saudagar itu, yang tetap segar.

“Bunga apakah ini? sudah berbulan-bulan di sini, tak sedikit pun ia berubah warnanya,”Tanya sang raja menyelidik. Namun setelah mendengar alas an yang diutarakan saudagar ini, raja justru merasa tidak percaya bahwa kepercayaan suami istri bisa dilihat melalui kain dan bunga. Akhirnya raja mengutus seorang hamba yang amat tampan wajahnya, untuk menggoda hati istri saudagar tersebut. Dan pada malam harinya, sampailah hamba raja itu didepan rumah istri saudagar.

“Wahai orang muda, karena aku istri orang, apa kata orang nanti bila suamiku mengetahui perbuatanku. Aku akan dibunuhnya. Dan engkau sendiri tak akan dilibatkan dalam peristiwa ini,” kata istri saudagar itu dengan manis.

“Wahai wanita mulia yang jelita, katakanlah segala yang kau inginkan itu. Pasti akan kuturuti,” kata hamba raja itu.
Istri saudagar pun memintanya agar mendatangi seluruh penduduk negeri ini dan mengatakan bahwa ia tertarik pada istri saudagar itu. Setelah raja hamba itu pergi, perempuan cantik yang setia itu membuat lubang besar di dalam rumahnya. Dan ketika hamba raja itu datang lagi, dan hendak masuk ke rumah, didorongnya tubuh laku-laki itu ke dalam lubang. Tinggallah raja hamba itu seorang diri, namun tetap diberi makan dan minum oleh istri saudagar itu.
Sementara raja terus menanti hambanya yang tak kunjung datang. Akhirnya raja mengutus seorang laki tampan lainnya guna menggoda istri saudagar itu. Sama seperti orang pertama, istri saudagar itu melakukan hal yang sama, sampai-sampai raja mengirimkan orang yang ke empat, namun juga belum kembali. Hingga akhirnya raja menjadi penasaran, dan menyamar kemudian pergi menjumpai istri saudagar itu.

Ketika hari telah malam, datanglah raja kepada istri saudagar. Istri saudagar menyuguhi tamunya dengan makanan dan minuman. Perempuan ini curiga ketika melihat cara duduk tamunya yang terakhir ini, “ia pasti orang besar, kalau bukan raja, tentu perdana menteri atau orang terkemuka,” katanya dalam hati. Istri saudagar pun mengemukakan syarat yang sama seperti kepada empat tamu sebelumnya.

Ketika raja telah pergi, istri saudagar menanyai keempat orang yang dikurung dalam lubang persembunyian. “Kenalkah kalian kepada orang itu?” tanyanya.
“Dia adalah raja kami. Baginda lah yang menyuruh kami untuk menggoda tuan. Dikarenakan raja melihat bunga yang selalu dibawa oleh suami tuan yang tak pernah layu,” orang-orang itu menyahut.

Setelah mengetahui rahasia itu, empat orang tadi pun dikeluarkan dari lubang persembunyian dan meminta mereka untuk mendampinginya ketika raja kembali datang. Ketika raja datang, amat heranlah baginda melihat empat orang suruhannya. Empat orang ini pun bercerita mengenai pengalamannya bersama istri saudagar yang setia itu.
“Wahai raja, apakah tuan kira hamba ini seperti perempuan lain yang mudah menyerah karena godaan? Sungguh hamba sangat takut kepada Allah SWT.”

Mendengar ucapan istri saudagar itu, malulah hati raja. Raja pun memberikan segala harta benda yang dibawanya kepada istri saudagar itu. Setelah itu, kembalilah raja ke istana dan menemui saudagar sahabatnya itu. Raja pun menceritakan mengenai muslihat yang direncanakannya. Raja memuji kesetiaan istri saudagar itu. Saudagar itu pun begitu bahagia mendengar cerita mengenai istri yang dikasihinya itu. Ia pun ingin segera pulang menemuinya.
Maka, raja pun menghadiahkan harta benda yang sangat banyak kepada saudagar itu. Ketika sampai ke negerinya kembali, hidupkah saudagar itu dengan bahagia bersama istrinya.(*)

well, ternyata kisah ini memang menarik dan dibumbui nasihat yang berarti ya.. lumayan keriting neh jari. tapi gpp deh berbagi cerita, khususnya buat kaum perempuan yang membuka blog ini. Cayoo perempuan!! ^_^