Minggu, Mei 13, 2012

Tsunami Asap Rokok


“Indonesia diterjang tsunami asap rokok! Siap diterkam oleh tornado narkoba!!”. Kalimat itu diucapkan seorang ustad dalam suatu taklim ba’da subuh di Masjid Istiqamah Balikpapan. Dan aku pun menjadi semakin tertarik mendengarkan kelanjutan ceramah yag direlay langsung oleh radio IDCFM digelombang 89,5 FM tersebut.

Dengan semangat juang 45, penceramah itu bercerita telah membuat penelitian kecil. Dicontohkan seorang pemuda mulai menghisap rokok sejak usia 20 hingga 60 tahun, yang berarti merokok selama 40 tahun. Setiap hari ia menghabiskan rokok satu bungkus alias 10 batang dengan asumsi 25 kali hisap untuk satu batang, 3000 kali hisap dalam satu bulan dan mencapai 2 juta lebih hisapan rokok dalam satu tahun. Belum lagi saat merokok tidak mengucapkan doa dan menggunakan tangan kiri pula.

Nah, sekarang jika dirupiahkan. Satu hari pemuda itu menghabiskan satu bungkus rokok seharga Rp.12 ribu, satu bulan Rp 360 ribu, berarti dalam satu tahun pemuda itu sudah menghabiskan uang sebesar Rp 4,3 juta lebih hanya untuk membeli rokok. Itu pun kalau harganya belum naik. Dan cilakanya lagi, sadar ga sadar pemuda ini lebih rela menghabiskan uang untuk beli rokok dari pada berzakat dan sedekah, atau.. mendaftar haji.

“43 juta anak Indonesia terpapar asap rokok!” kalau diteliti, mungkin 90 persen orang berhenti merokok karena maut menjemput. Nauzubillah min zalik.. Sementara sisanya berhenti merokok karena sakit dan yang paling minim persentasenya akibat mendapat hidayah.

Diakhir penyampaiannya, penceramah itu kembali menekankan. sebelumnya Allah SWT sudah wanti-wanti mengingatkan,” hai sekalian manusia (baik muslim, yahudi, dst), makanlah apa yang ada di bumi ini halalan thoyiban. Halal juga baik. Dan jangan lah kamu ikuti langkah setan. Sesungguhnya setan bagi kamu adalah musuh yang nyata.” Dari ayat itu saja kita sudah bisa memastikan, bahwa kita hanya disuruh memakan yang halal dan baik,” tegas nya.

Usai mendengar ceramah itu, aku kembali merenung untuk kesekian kalinya. Aku yakin para perokok ini sadar dengan sengaja telah menyakiti organ tubuh mereka. Aku yakin mereka tau benar, efek asap rokok menyakiti istri, anak dan kerabat disekitarnya.. mereka juga pasti pernah berfikir, anak anak menjadi tercemar dengan mengkader sebagai perokok aktif.
Dengan beraneka ragam alasan, mereka masih juga merokok. Mungkin, candu yang terkandung pada nikotin, membuat mereka para perokok khusus patuh dan taat merokok selama puluhan tahun, bahkan sampai ajal menjemput… padahal merokok kan sama aja menghisap kentutnya setan. ck ck ck, menyedihkan sekali ya..:’(

Kembali beranjak dari penelitian kecil yang dilontarkan penceramah tadi, nyata adanya, kalau konsumsi rokok memang jauh lebih unggul dari pada melakukan salat lima waktu.. lebih berharga dari pada beramal dan menabung untuk tunaikan rukun islam ke-5. Jadii, AYOO semangat untuk mengajak bapak, suami, abang, adik, anak dan kerabat kita untuk berhenti merokok!! Dan buat kalian para perokok, SADAR dan JANGAN EGOIS LAH!!! (*)