Selasa, November 27, 2012
Pertamina Utamakan Kepentingan Nasional dalam Pendistribusian BBM Bersubsidi
JAKARTA, 26 November 2012 – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,9% pada 2012 atau meningkat dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,4%. Pertumbuhan ekonomi suatu Negara sangat erat kaitannya dengan pasokan energi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Apalagi, dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat, daya beli masyarakat terdongkrak, volume kendaraan dipastikan juga ikut terkerek, yang pada akhirnya juga menyebabkan peningkatan konsumsi BBM, terutama Premium dan Solar.
Konsumsi Solar dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata 6%. Adapun, konsumsi Premium meningkat rata-rata 8% per tahun. Bahkan, pada 2011 peningkatan konsumsi Premium nasional mencapai 11%, dan merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Pada tahun ini, seiring dengan mulai bergeraknya program pemerataan persebaran investasi dan industri ke beberapa daerah di luar Jawa melalui program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), beberapa daerah provinsi ataupun kabupaten/kota di luar Jawa konsumsi BBM tumbuh hingga 25%. Dengan demikian, pertumbuhan kebutuhan BBM, khususnya untuk transportasi darat merupakan sebuah realita sebagai dampak dari kemajuan perekonomian nasional.
Di sisi lain, apabila dicermati dalam 5 tahun terakhir realisasi konsumsi BBM bersubsidi cenderung di atas kuota. Tahun 2006 adalah terakhir kali di mana realisasi konsumsi BBM bersubsidi berada di bawah kuota yang ditetapkan. Tahun lalu, realisasi konsumsi BBM bersubsidi mencapai 41,7 juta KL atau 3% di atas kuota yang ditetapkan sebesar 40,4 juta KL. Namun, kuota BBM bersubsidi tahun ini sempat hanya ditetapkan sebesar 40 juta KL atau lebih kecil dari realisasi tahun sebelumnya.
Apabila kuota BBM bersubsidi pada saat itu tidak ditambah, terlebih setelah beberapa program pengendalian yang direncanakan pemerintah tidak sepenuhnya berhasil, sama artinya dengan menafikan pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Sampai pada akhirnya, pemerintah dan DPR menetapkan tambahan kuota menjadi 44,04 juta KL pada September 2012, di mana 43,88 juta KL di antaranya menjadi tanggung jawab Pertamina. Tambahan angka kuota BBM tersebut sebenarnya berada di bawah proyeksi Pertamina yang telah disampaikan pada saat penetapan asumsi APBN 2012, yaitu 45,24 juta KL.
Berdasarkan rapat evaluasi pernyaluran BBM bersubsidi pada Oktober dan November 2012, yang dikoordinasikan oleh Kantor Wakil Presiden dan diikuti oleh menteri-menteri terkait, pemerintah melihat perlunya melakukan pengendalian penyaluran BBM bersubsidi agar kuota tidak terlampaui. Dari beberapa pilihan pengendalian, pemerintah menugaskan Pertamina untuk melakukan pengendalian penyaluran BBM bersubsidi dengan kitir, yaitu penjatahan secara proporsional di setiap provinsi sesuai dengan sisa kuota di bagi jumlah hari tersisa hingga akhir tahun.
Mengacu pada surat BPH Migas No. 943/07/Ka BPH/2012 tertanggal 7 November 2012 perihal Pengendalian Distribusi Sisa Kuota BBM Bersubsidi 2012, Pertamina mulai melakukan pengendalian dengan kitir per tanggal 19 November 2012 dengan pemotongan jatah harian di seluruh SPBU dan penyalur lainnya yang bervariasi tingkat persentasenya antara 1% hingga 35% sesuai dengan kuota yang tersisa di daerah terkait. Berdasarkan data per 23 November 2012, selama dilakukan kitir telah terjadi penghematan rata-rata sebesar 13% dari proyeksi penyaluran normal dalam periode tersebut untuk Solar, dan 10% untuk Premium .
Selama dilakukan pengitiran dalam sepekan terakhir, terjadi fenomena antrean panjang di SPBU di berbagai daerah, seperti Batam, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Palembang, Tanjung Pinang, Lampung, Tarakan, Palangkaraya, Pontianak, Kutai Barat, Purwakarta, Masalembu, Surabaya, Sidoarjo, Atambua, Flores, Kupang, dan beberapa daerah lainnya. Sebenarnya, Pertamina telah menyiapkan BBM non subsidi di semua wilayah di Indonesia sebagai alternative bagi masyarakat. Akan tetapi, antrean terus terjadi karena masyarakat tetap ingin membeli BBM bersubsidi, bahkan sampai bermalam kendati BBM non subsidi masih tersedia. Hal ini juga menunjukkan fakta bahwa masyarakat belum sepenuhnya siap membeli harga keekonomian apabila pada saat yang sama masih ada BBM bersubsidi.
Di beberapa daerah, antrean telah menimbulkan ketegangan. Potensi antrean dapat terjadi di daerah-daerah lain dan dapat berpotensi menciptakan konflik horizontal, sebagaimana telah terjadi di Kutai Barat.
Dengan fakta lapangan tersebut, dan sebagai rasa tanggung jawab Pertamina untuk ikut menjaga stabilitas keamanan nasional, terhitung mulai tanggal 25 November 2012 Pertamina memutuskan untuk menyalurkan BBM bersubsidi secara normal sambil menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah. Sampai dengan 24 November 2012, realisasi penyaluran Premium mencapai 25,2 juta KL dan Solar sebanyak 12,9 juta KL. Dengan normalisasi penyaluran BBM bersubsidi tersebut diperkirakan kuota BBM bersubsidi akan terlampaui masing-masing sekitar 450.000 KL Premium dan 800.000 KL Solar. Pada dasarnya, Pertamina selalu mengikuti penugasan dan arahan pemerintah dalam hal penyaluran BBM bersubsidi. Dalam hal ini, Pertamina selalu berkonsultasi dengan pemerintah c.q Kementerian ESDM dan BPH Migas sebagai pemberi tugas.
Konsultasi juga terus dilakukan terkait dengan rencana BPH Migas untuk melaksanakan Gerakan Nasional Hari Tanpa Premium Bersubsidi yang akan dilaksanakan pada 2 Desember 2012 di mana Pertamina mendapatkan tugas untuk melaksanakan gerakan tersebut. Potensi penghematan dari gerakan ini adalah sekitar 15.000 KL dengan nilai penghematan Rp75 miliar. Namun, sejauh ini Pertamina belum mendapatkan surat resmi penugasan terkait dengan Gerakan Nasional tersebut dari BPH Migas.
Sebagai antisipasi sambil menunggu surat resmi dari BPH Migas, Pertamina telah mulai mensosialisasikan kepada Himpunan Wiraswasta Migas Nasional (HISWANA MIGAS) bahwa pada tanggal tersebut, mulai pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB SPBU-SPBU yang beroperasi di Jawa Bali dan dan 5 kota besar lainnya di luar Jawa, yaitu Medan, Batam, Palembang, Balikpapan dan Makasar tidak melayani penjualan bensin bersubsidi dan menyiapkan alternatif bensin non subsidi, yaitu Pertamax dan Pertamax Plus. Masyarakat tidak perlu khawatir karena SPBU tetap akan beroperasi dan BBM cukup tersedia. (sumber ESDM_PRESSCENTER@YAHOOGROUPS.COM)
Fact sheet
*Kuota BBM Bersubsidi 2012 Disalurkan Pertamina untuk sektor transportasi
Premium : 27,7 juta KL
Solar : 13,6 juta KL
*Realisasi penyaluran BBM Bersubsidi hingga 24 November 2012
Premium : 25,2 juta KL
Solar : 12,9 juta KL
*Efisiensi dari kebijakan pengendalian pasokan (kitir)
Premium : 10% dari rata-rata konsumsi normal
Solar : 13% dari rata-rata konsumsi normal
*Rata-rata penyaluran harian (normal)
Premium : 80.000 KL per hari
Solar : 42.900 KL per hari
*Potensi kelebihan kuota BBM bersubsidi pasca normalisasi pasokan
Premium : 450.000 KL
Solar : 800.000 KL
Minggu, Mei 13, 2012
Tsunami Asap Rokok
“Indonesia diterjang tsunami asap rokok! Siap diterkam oleh tornado narkoba!!”. Kalimat itu diucapkan seorang ustad dalam suatu taklim ba’da subuh di Masjid Istiqamah Balikpapan. Dan aku pun menjadi semakin tertarik mendengarkan kelanjutan ceramah yag direlay langsung oleh radio IDCFM digelombang 89,5 FM tersebut.
Dengan semangat juang 45, penceramah itu bercerita telah membuat penelitian kecil. Dicontohkan seorang pemuda mulai menghisap rokok sejak usia 20 hingga 60 tahun, yang berarti merokok selama 40 tahun. Setiap hari ia menghabiskan rokok satu bungkus alias 10 batang dengan asumsi 25 kali hisap untuk satu batang, 3000 kali hisap dalam satu bulan dan mencapai 2 juta lebih hisapan rokok dalam satu tahun. Belum lagi saat merokok tidak mengucapkan doa dan menggunakan tangan kiri pula.
Nah, sekarang jika dirupiahkan. Satu hari pemuda itu menghabiskan satu bungkus rokok seharga Rp.12 ribu, satu bulan Rp 360 ribu, berarti dalam satu tahun pemuda itu sudah menghabiskan uang sebesar Rp 4,3 juta lebih hanya untuk membeli rokok. Itu pun kalau harganya belum naik. Dan cilakanya lagi, sadar ga sadar pemuda ini lebih rela menghabiskan uang untuk beli rokok dari pada berzakat dan sedekah, atau.. mendaftar haji.
“43 juta anak Indonesia terpapar asap rokok!” kalau diteliti, mungkin 90 persen orang berhenti merokok karena maut menjemput. Nauzubillah min zalik.. Sementara sisanya berhenti merokok karena sakit dan yang paling minim persentasenya akibat mendapat hidayah.
Diakhir penyampaiannya, penceramah itu kembali menekankan. sebelumnya Allah SWT sudah wanti-wanti mengingatkan,” hai sekalian manusia (baik muslim, yahudi, dst), makanlah apa yang ada di bumi ini halalan thoyiban. Halal juga baik. Dan jangan lah kamu ikuti langkah setan. Sesungguhnya setan bagi kamu adalah musuh yang nyata.” Dari ayat itu saja kita sudah bisa memastikan, bahwa kita hanya disuruh memakan yang halal dan baik,” tegas nya.
Usai mendengar ceramah itu, aku kembali merenung untuk kesekian kalinya. Aku yakin para perokok ini sadar dengan sengaja telah menyakiti organ tubuh mereka. Aku yakin mereka tau benar, efek asap rokok menyakiti istri, anak dan kerabat disekitarnya.. mereka juga pasti pernah berfikir, anak anak menjadi tercemar dengan mengkader sebagai perokok aktif.
Dengan beraneka ragam alasan, mereka masih juga merokok. Mungkin, candu yang terkandung pada nikotin, membuat mereka para perokok khusus patuh dan taat merokok selama puluhan tahun, bahkan sampai ajal menjemput… padahal merokok kan sama aja menghisap kentutnya setan. ck ck ck, menyedihkan sekali ya..:’(
Kembali beranjak dari penelitian kecil yang dilontarkan penceramah tadi, nyata adanya, kalau konsumsi rokok memang jauh lebih unggul dari pada melakukan salat lima waktu.. lebih berharga dari pada beramal dan menabung untuk tunaikan rukun islam ke-5. Jadii, AYOO semangat untuk mengajak bapak, suami, abang, adik, anak dan kerabat kita untuk berhenti merokok!! Dan buat kalian para perokok, SADAR dan JANGAN EGOIS LAH!!! (*)
Rabu, Februari 08, 2012
Anak Angkat yang menyusahkan Orang tua
Cerita ini mengajak orang yang hendak mengangkat anak untuk banyak berpikir. Khususnya bagaimana cara mendidiknya dengan baik seperti yang diingini. Jangan seperti Khojah Astor . akibat anak angkat, rusak kehidupannya dan habis segala harta bendanya… ck ck ck!! Dari buku “Cerita Teladan Burung Bayan”
*****************************************
Khojar Astor adalah seorang saudagar yang kaya raya di negeri Tabaristan. Namun ia tidak beranak. Lalu seorang budak Habsyi bernama Sadalab masih kanak-kanak di angkat sebagai anaknya. Khojah Astor sangat menyayangi dan memelihara anak itu dengan baik. Segala keperluan anak itu dipenuhinya. Sadalab benar-benar hidup bagaikan anak orang penting, selalu dikelilingipelayan dan dituruti kemauannya.
Menjelang usia 12 tahun, semakin tampak lah perilaku yang manja dan suka diatur. Ia tak pandai mengaji karena perilakunya buruk. Suatu hari Sadalab berkelahi dengan temannya sesame mengaji. Guru mereka berusaha melerai perkelahian itu, namun Sadalab terus memukuli temannya. Akhirnya Sadalab memukul temannya itu dengan sebilah kayu. Kena dibagian kepala sehingga kepala teman Sadalab pun berdarah-darah.
Guru mengaji sungguh menyesali perbuatan Sadalab dan langsung membawanya kepada Khojah Astor. Mengetahui kenakalan anak angkatnya, Khojah Astor pun marah. Apalagi. Orang tua teman Sadalab pun datang mengadukan perkelahian itu sambil menceritakan sakit yang diderita anaknya.
“Maafkanlah tuan, anak saya ini. karena saya tidak sempat mencegahnya melakukan itu kepada anak tuan.” Kata Khojah Astor dengan rasa sedih dan malu. ia merasa sangat bersalah. Maka, diberinya segala macam uang dan pemberian lainnya, guna menghilangkan kemarahan dan juga biaya pengobaan anak yang menjadi korban kenakalan Sadalab itu. “Tolong lah tuan bersabar dan mengampuni kesalahan anak kami.”
Karena melihat kerendahan hati Khojah Astor, orang tua anak itu pun menjadi hilang marahnya. “Terimakasih tuan akan nasihatnya dan juga seluruh kebaikan dan pemberian tuan kepada kami. Sungguh tak ternilai harganya,” kata orang tua anak itu.
Demikian lah Sadalab sering menimbulkan kesulitan dan membuat malu bagi Khojah Astor dan istrinya serta sanak kerabatnya. Ketika Sadalab berumur 20 tahun, mulai lah ia senang menghabiskan harta orang tua angkatnya. Ia senang berfoya-foya dan bermewah-mewah dengan harta Khojah Astor. Sementara itu Khojah Astor sendiri tak bisa berbuat banyak menghadapi kenakalan anak angkatnya.
Ketika melihat sepak terjang anak Sadalab yang semakin membuat malu keluarga, sanak saudara Khojah Astor pun mulai marah. Mereka menuntun Khojah Astor berlaku keras kepada anak angkatnya itu. Namun, apa kata Khojah yang mulai tua? “Wahai sanak saudaraku, sungguh benarlah kata-kata kalian itu. Kalian pasti sudah geram atas seluruh perbuatan buruk Sadalab. Apalagi diriku yang menjadi orang tua angkatnya. Aku sudah tidak sanggup lagi.” Kata Khojah Astor sedih.
Mendengar itu, terdiamlah mereka semua. Tak ingin mereka menambah beban dan kesedihan Khojah Astor yang baik hati itu. Semakin hari semakin banyak perbuatan memalukan dan kejahatan yang dilakukan Sadalab. Padahal usianya sudah dewasa untuk memikirkan pekerjaan yang lebih serius, misalnya berumah tangga atau menyelenggarakan usaha.
Suatu hari terjadilah keributan antara Sadalab dengan keponakan Khojah Astor. Mereka terlibat perkelahian sengit dengan menggunakan senjata tajam. Akhirnya Sadalab tertusuk belati di bagian perutnya. Karena pendarahan yang tak kunjung berhenti, meninggallah anak angkat Khojah Astor itu. (*)
*****************************************
Khojar Astor adalah seorang saudagar yang kaya raya di negeri Tabaristan. Namun ia tidak beranak. Lalu seorang budak Habsyi bernama Sadalab masih kanak-kanak di angkat sebagai anaknya. Khojah Astor sangat menyayangi dan memelihara anak itu dengan baik. Segala keperluan anak itu dipenuhinya. Sadalab benar-benar hidup bagaikan anak orang penting, selalu dikelilingipelayan dan dituruti kemauannya.
Menjelang usia 12 tahun, semakin tampak lah perilaku yang manja dan suka diatur. Ia tak pandai mengaji karena perilakunya buruk. Suatu hari Sadalab berkelahi dengan temannya sesame mengaji. Guru mereka berusaha melerai perkelahian itu, namun Sadalab terus memukuli temannya. Akhirnya Sadalab memukul temannya itu dengan sebilah kayu. Kena dibagian kepala sehingga kepala teman Sadalab pun berdarah-darah.
Guru mengaji sungguh menyesali perbuatan Sadalab dan langsung membawanya kepada Khojah Astor. Mengetahui kenakalan anak angkatnya, Khojah Astor pun marah. Apalagi. Orang tua teman Sadalab pun datang mengadukan perkelahian itu sambil menceritakan sakit yang diderita anaknya.
“Maafkanlah tuan, anak saya ini. karena saya tidak sempat mencegahnya melakukan itu kepada anak tuan.” Kata Khojah Astor dengan rasa sedih dan malu. ia merasa sangat bersalah. Maka, diberinya segala macam uang dan pemberian lainnya, guna menghilangkan kemarahan dan juga biaya pengobaan anak yang menjadi korban kenakalan Sadalab itu. “Tolong lah tuan bersabar dan mengampuni kesalahan anak kami.”
Karena melihat kerendahan hati Khojah Astor, orang tua anak itu pun menjadi hilang marahnya. “Terimakasih tuan akan nasihatnya dan juga seluruh kebaikan dan pemberian tuan kepada kami. Sungguh tak ternilai harganya,” kata orang tua anak itu.
Demikian lah Sadalab sering menimbulkan kesulitan dan membuat malu bagi Khojah Astor dan istrinya serta sanak kerabatnya. Ketika Sadalab berumur 20 tahun, mulai lah ia senang menghabiskan harta orang tua angkatnya. Ia senang berfoya-foya dan bermewah-mewah dengan harta Khojah Astor. Sementara itu Khojah Astor sendiri tak bisa berbuat banyak menghadapi kenakalan anak angkatnya.
Ketika melihat sepak terjang anak Sadalab yang semakin membuat malu keluarga, sanak saudara Khojah Astor pun mulai marah. Mereka menuntun Khojah Astor berlaku keras kepada anak angkatnya itu. Namun, apa kata Khojah yang mulai tua? “Wahai sanak saudaraku, sungguh benarlah kata-kata kalian itu. Kalian pasti sudah geram atas seluruh perbuatan buruk Sadalab. Apalagi diriku yang menjadi orang tua angkatnya. Aku sudah tidak sanggup lagi.” Kata Khojah Astor sedih.
Mendengar itu, terdiamlah mereka semua. Tak ingin mereka menambah beban dan kesedihan Khojah Astor yang baik hati itu. Semakin hari semakin banyak perbuatan memalukan dan kejahatan yang dilakukan Sadalab. Padahal usianya sudah dewasa untuk memikirkan pekerjaan yang lebih serius, misalnya berumah tangga atau menyelenggarakan usaha.
Suatu hari terjadilah keributan antara Sadalab dengan keponakan Khojah Astor. Mereka terlibat perkelahian sengit dengan menggunakan senjata tajam. Akhirnya Sadalab tertusuk belati di bagian perutnya. Karena pendarahan yang tak kunjung berhenti, meninggallah anak angkat Khojah Astor itu. (*)
Raja Harman Syah dan Istri Adiknya
Satu kisah dibawah ini mengajarkan kita, baik kaum laki-laki dan perempuan untuk berhati hati. Supaya terhindar dari segala fitnah….masih dari buku “Cerita Teladan Burung Bayan”
****************
Alkisah tentang seorang raja bernama Raja Harman Syah, yang memerintahkan sebuah negeri yang amat besar. Raja mempunyai permaisuri, bernama Putri Kamarul’ain yang terkenal cantik dan bercahaya serta berbudi mulia. Baginda amat mencintai istrinya.
Raja Harman Syah mempunyai saudara laki-laki bernama Raja Ahmad, dan mempunyai istri bernama putrid Saifah dari kerajaan Andalas. Putrid yang ini dikenal cerdas, cantik dan pandai menulis halus serta memahami ilmu falak.
Suatu hari putrid Saifah dipanggil iparnya Putri Kamarul’ain untuk diajak bermain congklak. Mereka berdua bermain dengan gembira layaknya anak-anak. Karena asyiknya permainan dan tawa mereka, Raja Harman Syah pun masuk ke ruang tempat mereka bermain dan menunggui permaisurinya. “Sudah lamakah kalian bermain?” Tanya baginda dengan manis.
“Baru saja. Hamba pun belum menang,” kata permaisuri.
“Teruslah bermain. Kalau perlu aku ajari supaya menang.” Kata raja menggoda istrinya.
Melihat kemesraan suami-istri dihadapannya, hati Putri Saifah tergetar. Ia mulai membandingkan suaminya dengan raja Harman Syah yang kelihatan amat baik kepada istrinya. Sudah bertahun-tahun ia menjadi istri adik Raja Harman Syah, tapi baru kali ini ia melihat kemesraan raja.
Setelah kejadian itu, Putri Saifah sering diam-diam memandang Raja Harman Syah dan mulai terpaut dengan raja yang berkuasa itu. Ia lalu membandingkan ketampanan wajah raja dengan suaminya Raja Ahmad. Raja Harman Syah merasa aneh dengan perilaku adik iparnya itu. Diam-diam baginda pun berdoa agar Putri Saifah dikaruniai kesadaran akan kesalahan sikapnya itu dan bermohon pada Allah agar tak terjadi fitnah karena perempuan itu.
Raja Ahmad tidak tahu sama sekali keadaan istrinya. Hanya saja ia merasa heran mengapa Putri Saifah tidak bersikap manis seperti biasanya. Bahkan belakangan istrinya sering melamun seperti sedang memikirkan sesuatu dan tubuhnya menjadi kurus karena hanya sedikit makan dan minum.
Karena khawatir, Raja Ahmad pun memanggil banyak tabib ke istana untuk memeriksa keadaan sang putri. Namun betapa sedih hati Raja Ahmad, karena tak satu obatpun dapat memperbaiki keadaan sang putri.
Setelah berminggu-minggu memikirkan Raja Harman Syah, Putri Saifah nekad mengirim surat kepada baginda. Tulisannya memang indah, ia membuat syair merdu merayu menyuarakan isi hatinya kepada Raja Harman Syah yang dikaguminya. Tanpa rasa malu disuruhnya seorang pelayan kepercayaannya bernama Elah untuk mengantar surat cinta itu. Pelayan ini mendapat upah yang banyak untuk menyampaikanniat buruk Putri Saifah ini.
Raja Harmansyah sedang hendak mandi-mandi di kolam istana, ketika akhirnya datanglah pelayan perempuan suruhan Putri Saifah. “Mengapa engkau datang tergopoh-gopoh? Apa yang kau bawa?” baginda berpikir mungkin Raja Ahmad mempunyai keperluan mendesak, sehingga menyuruh pelayannya datang ke tempat itu.
“Tuan Putri Saifah menyuruh hamba mempersembahkan surat ini baginda,” kata Elah tanpa malu-malu.
Raja Harman Syah sangat marah mendengar pernyataan pelayan adik iparnya itu. Setelah memberikan tanda suratnya telah diterima dan menyuruh pelayan itu pergi, raja berdoa kepada Allah agar urusan dengan Putri Saifah ini diselesaikan. Baginda sungguh tidak ingin ada fitnah besar menimpa keluarga kerajaan.
Lain halnya denga Elah. Ia datang kepada Putri Saifah dan berbual bahwa sang raja memberikan syalnya sebagai tanda kenangan kepada Putri Saifah. Hati Putri Saifah pun semakin berbunga-bunga sehingga perempuan yang berkhianat itu semakin suka melamun dan tubuhnya pun semakin habis. Setiap hari didekapnya syal itu.
Karena sakit yang semakin parah, akhirnya Putri Saifah meninggal dunia. Raja Ahmad amat sedih atas kejadian ini. lalu melihat syal kakandanya ada di tempat tidur istrinya, mulai lah hatinya curiga. “Tapi tak mungkin istriku berkhianat kepadaku.” Raja Ahmad pun terus berduka dan setiap hari menangis sedih. Raja Harman Syah pun tak tega melihat keadaan adiknya. Suatu hari, dibawanya adiknya itu berbicara empat mata. Lalu diceritakannya segala peristiwa yang menimpa Putri Saifah itu. Tentu saja Raja Ahmad tidak begitu saja mempercayainya. “Panggil pelayanmu Elah. Ia taus emua yang terjadi dengan istrimu itu.” Kata Raja Herman Syah.
Benar saja. Ketika Elah dipanggil, ia menceritakan yang sejujurnya. Betapa terkejut raja muda itu, mendengar penghianatan istrinya. “Untung saja Allah segera memanggilnya, sehingga tak terjadi fitnah yang lebih besar,” kata Raja Ahmad penuh rasa syukur. Maka, baginda Raja Harman Syah pun memeluk adindanya yang bijaksana itu. Setelah itu Raja Ahmad pun tidak bersedih lagi.
Tak lama kemudian Raja Ahmad menikah kembali dengan Putri Rabiah, Putri Raja Kisar. Sungguh Putri Rabiah adalah istri yang beriman dan berakhlak mulia. Raja Ahmad dan istrinya pun hidup bahagia, saling setia dan saling menyayangi.(*)
****************
Alkisah tentang seorang raja bernama Raja Harman Syah, yang memerintahkan sebuah negeri yang amat besar. Raja mempunyai permaisuri, bernama Putri Kamarul’ain yang terkenal cantik dan bercahaya serta berbudi mulia. Baginda amat mencintai istrinya.
Raja Harman Syah mempunyai saudara laki-laki bernama Raja Ahmad, dan mempunyai istri bernama putrid Saifah dari kerajaan Andalas. Putrid yang ini dikenal cerdas, cantik dan pandai menulis halus serta memahami ilmu falak.
Suatu hari putrid Saifah dipanggil iparnya Putri Kamarul’ain untuk diajak bermain congklak. Mereka berdua bermain dengan gembira layaknya anak-anak. Karena asyiknya permainan dan tawa mereka, Raja Harman Syah pun masuk ke ruang tempat mereka bermain dan menunggui permaisurinya. “Sudah lamakah kalian bermain?” Tanya baginda dengan manis.
“Baru saja. Hamba pun belum menang,” kata permaisuri.
“Teruslah bermain. Kalau perlu aku ajari supaya menang.” Kata raja menggoda istrinya.
Melihat kemesraan suami-istri dihadapannya, hati Putri Saifah tergetar. Ia mulai membandingkan suaminya dengan raja Harman Syah yang kelihatan amat baik kepada istrinya. Sudah bertahun-tahun ia menjadi istri adik Raja Harman Syah, tapi baru kali ini ia melihat kemesraan raja.
Setelah kejadian itu, Putri Saifah sering diam-diam memandang Raja Harman Syah dan mulai terpaut dengan raja yang berkuasa itu. Ia lalu membandingkan ketampanan wajah raja dengan suaminya Raja Ahmad. Raja Harman Syah merasa aneh dengan perilaku adik iparnya itu. Diam-diam baginda pun berdoa agar Putri Saifah dikaruniai kesadaran akan kesalahan sikapnya itu dan bermohon pada Allah agar tak terjadi fitnah karena perempuan itu.
Raja Ahmad tidak tahu sama sekali keadaan istrinya. Hanya saja ia merasa heran mengapa Putri Saifah tidak bersikap manis seperti biasanya. Bahkan belakangan istrinya sering melamun seperti sedang memikirkan sesuatu dan tubuhnya menjadi kurus karena hanya sedikit makan dan minum.
Karena khawatir, Raja Ahmad pun memanggil banyak tabib ke istana untuk memeriksa keadaan sang putri. Namun betapa sedih hati Raja Ahmad, karena tak satu obatpun dapat memperbaiki keadaan sang putri.
Setelah berminggu-minggu memikirkan Raja Harman Syah, Putri Saifah nekad mengirim surat kepada baginda. Tulisannya memang indah, ia membuat syair merdu merayu menyuarakan isi hatinya kepada Raja Harman Syah yang dikaguminya. Tanpa rasa malu disuruhnya seorang pelayan kepercayaannya bernama Elah untuk mengantar surat cinta itu. Pelayan ini mendapat upah yang banyak untuk menyampaikanniat buruk Putri Saifah ini.
Raja Harmansyah sedang hendak mandi-mandi di kolam istana, ketika akhirnya datanglah pelayan perempuan suruhan Putri Saifah. “Mengapa engkau datang tergopoh-gopoh? Apa yang kau bawa?” baginda berpikir mungkin Raja Ahmad mempunyai keperluan mendesak, sehingga menyuruh pelayannya datang ke tempat itu.
“Tuan Putri Saifah menyuruh hamba mempersembahkan surat ini baginda,” kata Elah tanpa malu-malu.
Raja Harman Syah sangat marah mendengar pernyataan pelayan adik iparnya itu. Setelah memberikan tanda suratnya telah diterima dan menyuruh pelayan itu pergi, raja berdoa kepada Allah agar urusan dengan Putri Saifah ini diselesaikan. Baginda sungguh tidak ingin ada fitnah besar menimpa keluarga kerajaan.
Lain halnya denga Elah. Ia datang kepada Putri Saifah dan berbual bahwa sang raja memberikan syalnya sebagai tanda kenangan kepada Putri Saifah. Hati Putri Saifah pun semakin berbunga-bunga sehingga perempuan yang berkhianat itu semakin suka melamun dan tubuhnya pun semakin habis. Setiap hari didekapnya syal itu.
Karena sakit yang semakin parah, akhirnya Putri Saifah meninggal dunia. Raja Ahmad amat sedih atas kejadian ini. lalu melihat syal kakandanya ada di tempat tidur istrinya, mulai lah hatinya curiga. “Tapi tak mungkin istriku berkhianat kepadaku.” Raja Ahmad pun terus berduka dan setiap hari menangis sedih. Raja Harman Syah pun tak tega melihat keadaan adiknya. Suatu hari, dibawanya adiknya itu berbicara empat mata. Lalu diceritakannya segala peristiwa yang menimpa Putri Saifah itu. Tentu saja Raja Ahmad tidak begitu saja mempercayainya. “Panggil pelayanmu Elah. Ia taus emua yang terjadi dengan istrimu itu.” Kata Raja Herman Syah.
Benar saja. Ketika Elah dipanggil, ia menceritakan yang sejujurnya. Betapa terkejut raja muda itu, mendengar penghianatan istrinya. “Untung saja Allah segera memanggilnya, sehingga tak terjadi fitnah yang lebih besar,” kata Raja Ahmad penuh rasa syukur. Maka, baginda Raja Harman Syah pun memeluk adindanya yang bijaksana itu. Setelah itu Raja Ahmad pun tidak bersedih lagi.
Tak lama kemudian Raja Ahmad menikah kembali dengan Putri Rabiah, Putri Raja Kisar. Sungguh Putri Rabiah adalah istri yang beriman dan berakhlak mulia. Raja Ahmad dan istrinya pun hidup bahagia, saling setia dan saling menyayangi.(*)
Raja yang mendengar nasihat Kambing
Well,kisah dibawah ini juga aq copas alias coppy paste dari buku "Cerita Teladan Burung Bayan". cerita ini sangat cocok untuk perempuan yang akan dan sudah berumahtangga.. cek it dot!! ^_^
************************
Ada seorang raja dari negeri Hindustan yang memerintah dengan adil dan berakhlak mulia. Raja memiliki wilayah kerajaan yang sangat besar. Baginda memiliki seorang istri cantik dan sangat mencintai suaminya. Begitu pula baginda amat mencintai permaisuri yang berbudi ini.
Kesukaan raja Hindustan adalah berburu. Ketika raja sedang berburu di hutan, bertemulah baginda dengan dua ekor ular, ular yang satu betina kelihatan baik wajahnya, sedangkan ular yang jantan tampak jahat. Melihat itu, dalam hati baginda berkata, “Sesungguhnya kedua ular itu bukan pasangan. Yang jantan terlihat jahat, sedangkan ular betina terlihat baik.” Kemudian raja menghunus pedangnya dan menebas ular jantan hingga tewas. Sementara ular betina lari dan kembali ke suaminya, tapi dengan ekor terputus karena kena tebas pedang raja.
“Mengapa ekormu terputus?” Tanya suami ular. Sang istri pun berkata, “ tadi raja Hindustan sedang berburu, lalu hendak menangkapku dengan pedangnya. Untung yang kena Cuma ekorku. Begini lah jadinya,” kata istri ular.
Mendengar pengaduan istrinya, panas lah hati suami ular. “Awas kamu raja Hindustan! Akan kubalas kejahatanmu itu dengan bisa ku yang sangat mematikan ini!” kata suami ular dengan garang. Sesungguhnya ular jantan ini memang raja dari segala ular. Maka pergilah ular ke istana raja. Di tempat duduk raja memang selalu tersaji aneka bunga dan wewangian yang disiapkan permaisuri raja. Ditumpukan bunga dan wewangian itu lah ular jantan bersembunyi. Sampai akhirnya datang lah raja dan duduk diatasnya, dan
bercerita dengan permaisuri tentang peristiwa yang baru dialaminya.
“Tadi dalam perburuan, aku mendapati dua ekor ular. Aku merasa ular betina itu berkencan dengan ular lain yang bukan suaminya. Karena jenis keduanya berbeda. Bagaimana hal ini, seekor ular saja bisa berbuar jahat kepada pasangannya, apalagi manusia?” kata raja.
Diam-diam ular jantan itu mendengar semua pembicaraan raja dan permaisuri. “Hampir saja raja ini mati karena pengaduan yang jahat dari istriku,” guman raja ular geram. Keluarlah raja ular dari persembunyiannya dan menghampiri raja. Melihat ada ular besar, raja pun menghunus pedangnya dengan segera.
“Tuanku Syah Alam, janganlah tuan sangka hamba hendak berlaku jahat. Sesungguhnya hamba adalah suami dari ular betina itu. Duli tuan tuan telah berbuat banyak kepada hamba. Sekarang apa kehendak tuan, agar hamba bisa melakukan persembahan kepada baginda?”
“Lakukan apa saja yang pantas menurutmu,” Kata raja.
“Sesungguhnya hamba memiliki ilmu yang tak dapat dimiliki orang lain. Hamba memiliki ilmu bercakap cakap dengan binatang. Hamba ingin membaginya dengan tuan.” Kata ular jantan dengan takzim. “Tapi tuan tidak boleh memberitahukannya kepada orang lain. Kalau tuan melanggar, maka tuan akan mati,: kata ular mengingatkan akibatnya.
Kemudian ular jantan kembali kesarangnya. Ia pun membawa istrinya menuju tempat bangkai ular jantan yang jahat itu. Ketika dilihatnya ada ekor istrinya tertinggal disana, raja ular pun langsung membunuh istrinya.
Suatu kali, raja Hindustan sedang berada diperaduannya bersama sang permaisuri. Seperti biasa permaisuri menaruh bunga dan wewangian. Rupanya dibawah kasur itu ada sepasang serangga yang mencium wewangian yang sedap itu.
“Kalau saja permaisuri memberiku bunga dan wewangian itu sedikit, tentu sudah kuhamparkan kepadamu.” Kata serangga betina.
“Sayangnya istri raja ini pelit ya? Tak sedikitpun kita dibaginya,” Kata serangga jantan.
Mendengar dialog dua ekor serangga itu, raja Hindustan tertawa-tawa. Permaisuri pun amat kaget melihat perihal suaminya. Raja pun menceritakan kemampuannya mendengar perbincangan sepasang serangga itu. Raja juga mengingatkan bahwa keselamatannya akan terancam jika menceritakan kemampuannya itu pada orang lain. Merajuk lah sang permaisuri. Ia sungguh ingin mengetahui rahasia pembicaraan-pembicaraan binatang.
“Jika kakanda mencintai hamba, ajarkan lah ilmu itu pada hamba. Kalau kakanda tidak mengajarkannya, akan mati lah hamba ini,” Kata permaisuri semakin merajuk.
Mendengar ucapan itu, sedihlah hati raja. “Kalau istriku mati, akan mati pula lah aku ini. karena cintaku padanya, akan kukatakan saja apa yang kuketahui ini. biar aku menanggung akibatnya,” pikir raja.
Seminggu kemudian raja mengajak permaisuri ketaman. Disana ada sebuah mahligai tempat biasa raja dan permaisuri duduk diiringi dayang dayangnya. Lalu ada sepasang kambing yang sedang makan rumput. Raja melihat kambing betina sedang bunting dan menyuruh suaminya mengambilkan sebuah tanaman segar dan menarik untuk dimakan yang letaknya ditengah sebuah kolam. Maka, kambing jantan itu segera mencebur ke kolam hendak mengambilkan tanaman untuk istrinya yang sedang hamil. Tapi ia hamper mati lemas, karena letak tanaman itu di bagian kolam yang paling dalam. Akhirnya kambing jantan naik kembali dan menghampiri istrinya. “Tak sanggup aku mendapatkan makanan itu. Hampir-hampir aku mati lemas,” kata kambing jantan terengah-engah.
Ternyata kambing jantan tetap merengek minta diambil. Dan berulang kali ia mengatakan kalau tidak makan tanaman itu, akan mati lah ia. Kambing jantan pun menjadi marah. “terserah apa katamu! Kalau memang kamu mau mati, mati sajalah. Tapi aku ga mau mati tenggelam gara-gara hendak mengambil tanaman itu. Kalau aku mati, kamu boleh kawin dengan siapa saja yang kamu suka. Kalau kamu mati, akan kucari lagi pasangan peng ganti,” kata kambing jantan tegas.
“Aku tidak mau seperti raja Hindustan itu! Mau saja menuruti keinginan istrinya. Sebaiknya dipikirkan dahulu apa yang dikatakan pasangan kita itu. Perempuan itu ada kalanya bisa menjadi racun, dan ada kalanya bisa jadi penawar. Begitu lah wanita,” kata kambing jantan panjang lebar. Mendengar kemarahan suaminya itu, kambing betina tidak bisa berkata-kata lagi.
Raja memperhatikan semua isi pembicaraan sepasang kambing itu. Diam-diam raja mengakui kebenaran kata-kata kambing jantan itu. Dan ketika permaisuri menagih janji sang raja untuk memberitahukan ilmu berbahasa binatang yang dikuasainya itu, kali ini raja bisa menolaknya. “ kalau tuan tak ajarkan juga, maka akan mati lah hamba,” kata permaisuri sedih.
“Jika adinda mati, aku akan mencari permaisuri pengganti. Seorang istri yang cantik dan patuh kepada suaminya. Sedangkan kalau aku mati, maka cari lah suami pengganti bagimu, yang baik pula,” kata sang raja.
Betapa kaget permaisuri mendengar ucapan raja itu. Semenjak itu, tak berani ia memaksakan kehendaknya kepada suaminya. (*)
************************
Ada seorang raja dari negeri Hindustan yang memerintah dengan adil dan berakhlak mulia. Raja memiliki wilayah kerajaan yang sangat besar. Baginda memiliki seorang istri cantik dan sangat mencintai suaminya. Begitu pula baginda amat mencintai permaisuri yang berbudi ini.
Kesukaan raja Hindustan adalah berburu. Ketika raja sedang berburu di hutan, bertemulah baginda dengan dua ekor ular, ular yang satu betina kelihatan baik wajahnya, sedangkan ular yang jantan tampak jahat. Melihat itu, dalam hati baginda berkata, “Sesungguhnya kedua ular itu bukan pasangan. Yang jantan terlihat jahat, sedangkan ular betina terlihat baik.” Kemudian raja menghunus pedangnya dan menebas ular jantan hingga tewas. Sementara ular betina lari dan kembali ke suaminya, tapi dengan ekor terputus karena kena tebas pedang raja.
“Mengapa ekormu terputus?” Tanya suami ular. Sang istri pun berkata, “ tadi raja Hindustan sedang berburu, lalu hendak menangkapku dengan pedangnya. Untung yang kena Cuma ekorku. Begini lah jadinya,” kata istri ular.
Mendengar pengaduan istrinya, panas lah hati suami ular. “Awas kamu raja Hindustan! Akan kubalas kejahatanmu itu dengan bisa ku yang sangat mematikan ini!” kata suami ular dengan garang. Sesungguhnya ular jantan ini memang raja dari segala ular. Maka pergilah ular ke istana raja. Di tempat duduk raja memang selalu tersaji aneka bunga dan wewangian yang disiapkan permaisuri raja. Ditumpukan bunga dan wewangian itu lah ular jantan bersembunyi. Sampai akhirnya datang lah raja dan duduk diatasnya, dan
bercerita dengan permaisuri tentang peristiwa yang baru dialaminya.
“Tadi dalam perburuan, aku mendapati dua ekor ular. Aku merasa ular betina itu berkencan dengan ular lain yang bukan suaminya. Karena jenis keduanya berbeda. Bagaimana hal ini, seekor ular saja bisa berbuar jahat kepada pasangannya, apalagi manusia?” kata raja.
Diam-diam ular jantan itu mendengar semua pembicaraan raja dan permaisuri. “Hampir saja raja ini mati karena pengaduan yang jahat dari istriku,” guman raja ular geram. Keluarlah raja ular dari persembunyiannya dan menghampiri raja. Melihat ada ular besar, raja pun menghunus pedangnya dengan segera.
“Tuanku Syah Alam, janganlah tuan sangka hamba hendak berlaku jahat. Sesungguhnya hamba adalah suami dari ular betina itu. Duli tuan tuan telah berbuat banyak kepada hamba. Sekarang apa kehendak tuan, agar hamba bisa melakukan persembahan kepada baginda?”
“Lakukan apa saja yang pantas menurutmu,” Kata raja.
“Sesungguhnya hamba memiliki ilmu yang tak dapat dimiliki orang lain. Hamba memiliki ilmu bercakap cakap dengan binatang. Hamba ingin membaginya dengan tuan.” Kata ular jantan dengan takzim. “Tapi tuan tidak boleh memberitahukannya kepada orang lain. Kalau tuan melanggar, maka tuan akan mati,: kata ular mengingatkan akibatnya.
Kemudian ular jantan kembali kesarangnya. Ia pun membawa istrinya menuju tempat bangkai ular jantan yang jahat itu. Ketika dilihatnya ada ekor istrinya tertinggal disana, raja ular pun langsung membunuh istrinya.
Suatu kali, raja Hindustan sedang berada diperaduannya bersama sang permaisuri. Seperti biasa permaisuri menaruh bunga dan wewangian. Rupanya dibawah kasur itu ada sepasang serangga yang mencium wewangian yang sedap itu.
“Kalau saja permaisuri memberiku bunga dan wewangian itu sedikit, tentu sudah kuhamparkan kepadamu.” Kata serangga betina.
“Sayangnya istri raja ini pelit ya? Tak sedikitpun kita dibaginya,” Kata serangga jantan.
Mendengar dialog dua ekor serangga itu, raja Hindustan tertawa-tawa. Permaisuri pun amat kaget melihat perihal suaminya. Raja pun menceritakan kemampuannya mendengar perbincangan sepasang serangga itu. Raja juga mengingatkan bahwa keselamatannya akan terancam jika menceritakan kemampuannya itu pada orang lain. Merajuk lah sang permaisuri. Ia sungguh ingin mengetahui rahasia pembicaraan-pembicaraan binatang.
“Jika kakanda mencintai hamba, ajarkan lah ilmu itu pada hamba. Kalau kakanda tidak mengajarkannya, akan mati lah hamba ini,” Kata permaisuri semakin merajuk.
Mendengar ucapan itu, sedihlah hati raja. “Kalau istriku mati, akan mati pula lah aku ini. karena cintaku padanya, akan kukatakan saja apa yang kuketahui ini. biar aku menanggung akibatnya,” pikir raja.
Seminggu kemudian raja mengajak permaisuri ketaman. Disana ada sebuah mahligai tempat biasa raja dan permaisuri duduk diiringi dayang dayangnya. Lalu ada sepasang kambing yang sedang makan rumput. Raja melihat kambing betina sedang bunting dan menyuruh suaminya mengambilkan sebuah tanaman segar dan menarik untuk dimakan yang letaknya ditengah sebuah kolam. Maka, kambing jantan itu segera mencebur ke kolam hendak mengambilkan tanaman untuk istrinya yang sedang hamil. Tapi ia hamper mati lemas, karena letak tanaman itu di bagian kolam yang paling dalam. Akhirnya kambing jantan naik kembali dan menghampiri istrinya. “Tak sanggup aku mendapatkan makanan itu. Hampir-hampir aku mati lemas,” kata kambing jantan terengah-engah.
Ternyata kambing jantan tetap merengek minta diambil. Dan berulang kali ia mengatakan kalau tidak makan tanaman itu, akan mati lah ia. Kambing jantan pun menjadi marah. “terserah apa katamu! Kalau memang kamu mau mati, mati sajalah. Tapi aku ga mau mati tenggelam gara-gara hendak mengambil tanaman itu. Kalau aku mati, kamu boleh kawin dengan siapa saja yang kamu suka. Kalau kamu mati, akan kucari lagi pasangan peng ganti,” kata kambing jantan tegas.
“Aku tidak mau seperti raja Hindustan itu! Mau saja menuruti keinginan istrinya. Sebaiknya dipikirkan dahulu apa yang dikatakan pasangan kita itu. Perempuan itu ada kalanya bisa menjadi racun, dan ada kalanya bisa jadi penawar. Begitu lah wanita,” kata kambing jantan panjang lebar. Mendengar kemarahan suaminya itu, kambing betina tidak bisa berkata-kata lagi.
Raja memperhatikan semua isi pembicaraan sepasang kambing itu. Diam-diam raja mengakui kebenaran kata-kata kambing jantan itu. Dan ketika permaisuri menagih janji sang raja untuk memberitahukan ilmu berbahasa binatang yang dikuasainya itu, kali ini raja bisa menolaknya. “ kalau tuan tak ajarkan juga, maka akan mati lah hamba,” kata permaisuri sedih.
“Jika adinda mati, aku akan mencari permaisuri pengganti. Seorang istri yang cantik dan patuh kepada suaminya. Sedangkan kalau aku mati, maka cari lah suami pengganti bagimu, yang baik pula,” kata sang raja.
Betapa kaget permaisuri mendengar ucapan raja itu. Semenjak itu, tak berani ia memaksakan kehendaknya kepada suaminya. (*)
Selasa, Februari 07, 2012
Perempuan & Suaminya yang Pencemburu
Untuk pertama kalinya aku meminjam buku di perpustakaan daerah kota balikpapan, saat melihat-lihat jejeran buku yang tersusun tidak begitu rapi di rak, mataku tertuju pada satu buku berjudul "Cerita Teladan Burung Bayan". baca sinopsisnya, ternyata cukup menarik. akhirnya aku memutuskan, buku ini akan aku pinjam. Ada 24 kisah klasik yang memikat hati dan penuh teladan. salah satunya kisah dibawah ini. "Perempuan dan Suaminya yang Pencemburu"
******
Alkisah, seorang perempuan yang cantik parasnya, bersuamikan seorang yang pencemburu. Sehari hari sang suami lebih banyak berada di rumah untuk menjagai istrinya yang cantik molek itu. Laki-laki ini malas berdagang atau bekerja, sehingga harta mereka pun lama-kelamaan menipis. Sang istri yang rupawan itu menjadi bingung melihat keadaan suaminya.
“Wahai suamiku, sekarang ini kita telah tak berharta lagi. Bagaimana dengan kehidupan kita, dengan apa kita makan? Mengapa engkau tidak pergi berlayar atau berdagang? Bagaimana nasib kita kelak?” Tanya istri dengan rasa cemas.
“Istriku tercinta, sungguh aku tak ingin berpisah denganmu. Aku khawatir jika pergi meninggalkanmu, ada orang yang akan berbuat jahat kepadamu. Aku juga khawatir engkau tak pandai menjaga diri,” kata sang suami, tak kalah cemas.
Istri tersenyum simpul mendengar kata-kata suaminya itu. Rupanya alas an itu lah yang membuat suaminya enggan berpisah dengannya. “Pernahkan tuan mendengar sebuah hikayat?” kata sang istri merajuk.
“Hikayat apa gerangan? Ceritakanlah padaku,” kata suami itu.
Maka , istri cantik ini pun mulai bercerita. “Dahulu ada seorang laki-laki yang sangat baik, menikah dengan perempuan yang amat dicintainya. Tapi, laki-laki ini tidak pernah cemburu pada istrinya. Berbagai caradibuat sang istri untuk memancing rasa cemburu suaminya, namun laki-laki ini tetap saja tidak pernah marah padanya. Lama kelamaan sang istri berpikir bahwa jangan jangan suaminya tidak suka lagi padanya. Akhirnya ia mencoba cari cara lain, ia memanggil seorang sahabat wanitanya yang kemudian didandanin dengan pakaian laki-laki. Lalu ia pun bercakap-cakap dengan mesranya, seolah sahabatnya seorang laki-laku yang dikasihinya. Ternyata suaminya tak juga menunjukan rasa cemburu. Sang istripun akhirnya tidak sabar, dan kemudian mendatangi suami.
“Wahai suamiku, mengapa engkau tidak pernah merasa cemburu kepadaku? Berbagai cara kulakukan, tetapi tetap saja kamu tidak bisa cemburu,” kata perempuan itu dengan jengkel.
“Wahai istriku terkasih, aku ini tidak perlu cemburu kepadamu. Karena dari pengalaman, banyak laki-laki yang cemburu justru diberdaya oleh istrinya,” kata sang suami bijak.
Kemudian laki-laki itu bercerita, ada sebuah hikayat kuno, yang kedengarannya mustahil namun sesungguhnya mengandung hikmah. Dulu ada seorang laki-laki yang bisa menyulap dirinya menjadi berbagai bentuk. Laki-laki ini sanbat pencemburu, karena istrinya adalah perempuan yang sangat cantik dan baik budi. Suatu kali istrinya hendak pergi jauh, lalu laki-laki berubah menjadi gajah agar istrinya bisa duduk dipunggung dan membawanya ke mana saja ia pergi. Ia khawatir bila akan terjadi sesuatu dengan istrinyadan takut istrinya menjadi tidak setia kepadanya. Sampailah disebuah pohon yang rindang, dan gajah pun berteduh disana. Ternyata diatas pohon ada seorang laki-laki yang mencari angin. Ketika terpandang olehnya seorang perempuan cantik duduk diatas gajah, ia pun tersenyum pada perempuan itu. Dan perempuan itu pun membalas senyuman laki-laki yang menggodanya. Laki-laki itu pun mendekati perempuan itu dan mereka kemudian asyik mengobrol di punggung gajah. Sungguh, laki-laki itu tidak tau kalau gajah itu sesungguhnya suami perempuan yang molek itu.
“Ada sebuah rahasia penting,” kata perempuan itu lagi. “Tidak kah engkau tahu bahwa sesungguhnya gajah yang membawaku kemana-mana ini adalah suamiku sendiri. Suamiku adalah seorang pencemburu. Saking jengkelnya, maka aku jadis erring berbuat iseng. Aku terima perkenalan banyak laki-laku yang jatuh hati karena kecantikanku. Aku telah mengkhianatinya.”
Laki-laki itu amat terkejut. “Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?” tanyanya tak percaya. Karena ketakutan laki-laki itu segera lari dan kembali bersembunyi di balik pohon. Kemudian gajah itu pergi berlalu, seperti tak terjadi apa-apa dengannya.
“Demikianlah, kata sang suami, dengan keadaan suami seperti itu saja istri bisa berkhianat. Jadi kalau engkau ingin berbuat khianat sedangkan aku telah menjaga dan mencemburuimu, tetap saja itu bisa dilakukan. Maka aku tidak mau memelihara rasa cemburu itu,” kata sang suami lagi.
Sungguh lega sang istri mendengar hikayat yang dituturkan suaminya ini. “Kalau aku khianat kepadamu, tentu tak sulit bukan? Tapi insyaAllah, tak akan kulakukan itu,”
“Aku tak bisa mempercayaimu seratus persen, walaupun engkau telah berbuat janji kepadaku,” kata sang suami.
“Jika engkau tidak juga mempercayaiku, ada setangkai bunga dan sehelai kain berwarna merah tua. Pakailah olehmu, dan bawalah berlayar. Jika ternyata bunga itu layu dan kain itu menjadi luntur, berarti aku telah berbuat khianat kepadamu,” kata istrinya sambil tersenyum.
Mendengar ini, suaminya setuju. Ia pun pergi berlayar dengan bermacam barang dagangan. Sampailah ia disebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja yang budiman. Rupayanya raja menyukai saudagar yang bersikap baik ini. hampir setiap waktu saudagar diajak berjalan mengelilingi negeri. Sampai akhirnya masuk lah musim kemarau yang mengakibatkan tanaman dan pepohonan mongering dan layu kemudian rontok. Namun, diam-diam raja heran dengan sekuntum bunga yang dibawa oleh saudagar itu, yang tetap segar.
“Bunga apakah ini? sudah berbulan-bulan di sini, tak sedikit pun ia berubah warnanya,”Tanya sang raja menyelidik. Namun setelah mendengar alas an yang diutarakan saudagar ini, raja justru merasa tidak percaya bahwa kepercayaan suami istri bisa dilihat melalui kain dan bunga. Akhirnya raja mengutus seorang hamba yang amat tampan wajahnya, untuk menggoda hati istri saudagar tersebut. Dan pada malam harinya, sampailah hamba raja itu didepan rumah istri saudagar.
“Wahai orang muda, karena aku istri orang, apa kata orang nanti bila suamiku mengetahui perbuatanku. Aku akan dibunuhnya. Dan engkau sendiri tak akan dilibatkan dalam peristiwa ini,” kata istri saudagar itu dengan manis.
“Wahai wanita mulia yang jelita, katakanlah segala yang kau inginkan itu. Pasti akan kuturuti,” kata hamba raja itu.
Istri saudagar pun memintanya agar mendatangi seluruh penduduk negeri ini dan mengatakan bahwa ia tertarik pada istri saudagar itu. Setelah raja hamba itu pergi, perempuan cantik yang setia itu membuat lubang besar di dalam rumahnya. Dan ketika hamba raja itu datang lagi, dan hendak masuk ke rumah, didorongnya tubuh laku-laki itu ke dalam lubang. Tinggallah raja hamba itu seorang diri, namun tetap diberi makan dan minum oleh istri saudagar itu.
Sementara raja terus menanti hambanya yang tak kunjung datang. Akhirnya raja mengutus seorang laki tampan lainnya guna menggoda istri saudagar itu. Sama seperti orang pertama, istri saudagar itu melakukan hal yang sama, sampai-sampai raja mengirimkan orang yang ke empat, namun juga belum kembali. Hingga akhirnya raja menjadi penasaran, dan menyamar kemudian pergi menjumpai istri saudagar itu.
Ketika hari telah malam, datanglah raja kepada istri saudagar. Istri saudagar menyuguhi tamunya dengan makanan dan minuman. Perempuan ini curiga ketika melihat cara duduk tamunya yang terakhir ini, “ia pasti orang besar, kalau bukan raja, tentu perdana menteri atau orang terkemuka,” katanya dalam hati. Istri saudagar pun mengemukakan syarat yang sama seperti kepada empat tamu sebelumnya.
Ketika raja telah pergi, istri saudagar menanyai keempat orang yang dikurung dalam lubang persembunyian. “Kenalkah kalian kepada orang itu?” tanyanya.
“Dia adalah raja kami. Baginda lah yang menyuruh kami untuk menggoda tuan. Dikarenakan raja melihat bunga yang selalu dibawa oleh suami tuan yang tak pernah layu,” orang-orang itu menyahut.
Setelah mengetahui rahasia itu, empat orang tadi pun dikeluarkan dari lubang persembunyian dan meminta mereka untuk mendampinginya ketika raja kembali datang. Ketika raja datang, amat heranlah baginda melihat empat orang suruhannya. Empat orang ini pun bercerita mengenai pengalamannya bersama istri saudagar yang setia itu.
“Wahai raja, apakah tuan kira hamba ini seperti perempuan lain yang mudah menyerah karena godaan? Sungguh hamba sangat takut kepada Allah SWT.”
Mendengar ucapan istri saudagar itu, malulah hati raja. Raja pun memberikan segala harta benda yang dibawanya kepada istri saudagar itu. Setelah itu, kembalilah raja ke istana dan menemui saudagar sahabatnya itu. Raja pun menceritakan mengenai muslihat yang direncanakannya. Raja memuji kesetiaan istri saudagar itu. Saudagar itu pun begitu bahagia mendengar cerita mengenai istri yang dikasihinya itu. Ia pun ingin segera pulang menemuinya.
Maka, raja pun menghadiahkan harta benda yang sangat banyak kepada saudagar itu. Ketika sampai ke negerinya kembali, hidupkah saudagar itu dengan bahagia bersama istrinya.(*)
well, ternyata kisah ini memang menarik dan dibumbui nasihat yang berarti ya.. lumayan keriting neh jari. tapi gpp deh berbagi cerita, khususnya buat kaum perempuan yang membuka blog ini. Cayoo perempuan!! ^_^
******
Alkisah, seorang perempuan yang cantik parasnya, bersuamikan seorang yang pencemburu. Sehari hari sang suami lebih banyak berada di rumah untuk menjagai istrinya yang cantik molek itu. Laki-laki ini malas berdagang atau bekerja, sehingga harta mereka pun lama-kelamaan menipis. Sang istri yang rupawan itu menjadi bingung melihat keadaan suaminya.
“Wahai suamiku, sekarang ini kita telah tak berharta lagi. Bagaimana dengan kehidupan kita, dengan apa kita makan? Mengapa engkau tidak pergi berlayar atau berdagang? Bagaimana nasib kita kelak?” Tanya istri dengan rasa cemas.
“Istriku tercinta, sungguh aku tak ingin berpisah denganmu. Aku khawatir jika pergi meninggalkanmu, ada orang yang akan berbuat jahat kepadamu. Aku juga khawatir engkau tak pandai menjaga diri,” kata sang suami, tak kalah cemas.
Istri tersenyum simpul mendengar kata-kata suaminya itu. Rupanya alas an itu lah yang membuat suaminya enggan berpisah dengannya. “Pernahkan tuan mendengar sebuah hikayat?” kata sang istri merajuk.
“Hikayat apa gerangan? Ceritakanlah padaku,” kata suami itu.
Maka , istri cantik ini pun mulai bercerita. “Dahulu ada seorang laki-laki yang sangat baik, menikah dengan perempuan yang amat dicintainya. Tapi, laki-laki ini tidak pernah cemburu pada istrinya. Berbagai caradibuat sang istri untuk memancing rasa cemburu suaminya, namun laki-laki ini tetap saja tidak pernah marah padanya. Lama kelamaan sang istri berpikir bahwa jangan jangan suaminya tidak suka lagi padanya. Akhirnya ia mencoba cari cara lain, ia memanggil seorang sahabat wanitanya yang kemudian didandanin dengan pakaian laki-laki. Lalu ia pun bercakap-cakap dengan mesranya, seolah sahabatnya seorang laki-laku yang dikasihinya. Ternyata suaminya tak juga menunjukan rasa cemburu. Sang istripun akhirnya tidak sabar, dan kemudian mendatangi suami.
“Wahai suamiku, mengapa engkau tidak pernah merasa cemburu kepadaku? Berbagai cara kulakukan, tetapi tetap saja kamu tidak bisa cemburu,” kata perempuan itu dengan jengkel.
“Wahai istriku terkasih, aku ini tidak perlu cemburu kepadamu. Karena dari pengalaman, banyak laki-laki yang cemburu justru diberdaya oleh istrinya,” kata sang suami bijak.
Kemudian laki-laki itu bercerita, ada sebuah hikayat kuno, yang kedengarannya mustahil namun sesungguhnya mengandung hikmah. Dulu ada seorang laki-laki yang bisa menyulap dirinya menjadi berbagai bentuk. Laki-laki ini sanbat pencemburu, karena istrinya adalah perempuan yang sangat cantik dan baik budi. Suatu kali istrinya hendak pergi jauh, lalu laki-laki berubah menjadi gajah agar istrinya bisa duduk dipunggung dan membawanya ke mana saja ia pergi. Ia khawatir bila akan terjadi sesuatu dengan istrinyadan takut istrinya menjadi tidak setia kepadanya. Sampailah disebuah pohon yang rindang, dan gajah pun berteduh disana. Ternyata diatas pohon ada seorang laki-laki yang mencari angin. Ketika terpandang olehnya seorang perempuan cantik duduk diatas gajah, ia pun tersenyum pada perempuan itu. Dan perempuan itu pun membalas senyuman laki-laki yang menggodanya. Laki-laki itu pun mendekati perempuan itu dan mereka kemudian asyik mengobrol di punggung gajah. Sungguh, laki-laki itu tidak tau kalau gajah itu sesungguhnya suami perempuan yang molek itu.
“Ada sebuah rahasia penting,” kata perempuan itu lagi. “Tidak kah engkau tahu bahwa sesungguhnya gajah yang membawaku kemana-mana ini adalah suamiku sendiri. Suamiku adalah seorang pencemburu. Saking jengkelnya, maka aku jadis erring berbuat iseng. Aku terima perkenalan banyak laki-laku yang jatuh hati karena kecantikanku. Aku telah mengkhianatinya.”
Laki-laki itu amat terkejut. “Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?” tanyanya tak percaya. Karena ketakutan laki-laki itu segera lari dan kembali bersembunyi di balik pohon. Kemudian gajah itu pergi berlalu, seperti tak terjadi apa-apa dengannya.
“Demikianlah, kata sang suami, dengan keadaan suami seperti itu saja istri bisa berkhianat. Jadi kalau engkau ingin berbuat khianat sedangkan aku telah menjaga dan mencemburuimu, tetap saja itu bisa dilakukan. Maka aku tidak mau memelihara rasa cemburu itu,” kata sang suami lagi.
Sungguh lega sang istri mendengar hikayat yang dituturkan suaminya ini. “Kalau aku khianat kepadamu, tentu tak sulit bukan? Tapi insyaAllah, tak akan kulakukan itu,”
“Aku tak bisa mempercayaimu seratus persen, walaupun engkau telah berbuat janji kepadaku,” kata sang suami.
“Jika engkau tidak juga mempercayaiku, ada setangkai bunga dan sehelai kain berwarna merah tua. Pakailah olehmu, dan bawalah berlayar. Jika ternyata bunga itu layu dan kain itu menjadi luntur, berarti aku telah berbuat khianat kepadamu,” kata istrinya sambil tersenyum.
Mendengar ini, suaminya setuju. Ia pun pergi berlayar dengan bermacam barang dagangan. Sampailah ia disebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja yang budiman. Rupayanya raja menyukai saudagar yang bersikap baik ini. hampir setiap waktu saudagar diajak berjalan mengelilingi negeri. Sampai akhirnya masuk lah musim kemarau yang mengakibatkan tanaman dan pepohonan mongering dan layu kemudian rontok. Namun, diam-diam raja heran dengan sekuntum bunga yang dibawa oleh saudagar itu, yang tetap segar.
“Bunga apakah ini? sudah berbulan-bulan di sini, tak sedikit pun ia berubah warnanya,”Tanya sang raja menyelidik. Namun setelah mendengar alas an yang diutarakan saudagar ini, raja justru merasa tidak percaya bahwa kepercayaan suami istri bisa dilihat melalui kain dan bunga. Akhirnya raja mengutus seorang hamba yang amat tampan wajahnya, untuk menggoda hati istri saudagar tersebut. Dan pada malam harinya, sampailah hamba raja itu didepan rumah istri saudagar.
“Wahai orang muda, karena aku istri orang, apa kata orang nanti bila suamiku mengetahui perbuatanku. Aku akan dibunuhnya. Dan engkau sendiri tak akan dilibatkan dalam peristiwa ini,” kata istri saudagar itu dengan manis.
“Wahai wanita mulia yang jelita, katakanlah segala yang kau inginkan itu. Pasti akan kuturuti,” kata hamba raja itu.
Istri saudagar pun memintanya agar mendatangi seluruh penduduk negeri ini dan mengatakan bahwa ia tertarik pada istri saudagar itu. Setelah raja hamba itu pergi, perempuan cantik yang setia itu membuat lubang besar di dalam rumahnya. Dan ketika hamba raja itu datang lagi, dan hendak masuk ke rumah, didorongnya tubuh laku-laki itu ke dalam lubang. Tinggallah raja hamba itu seorang diri, namun tetap diberi makan dan minum oleh istri saudagar itu.
Sementara raja terus menanti hambanya yang tak kunjung datang. Akhirnya raja mengutus seorang laki tampan lainnya guna menggoda istri saudagar itu. Sama seperti orang pertama, istri saudagar itu melakukan hal yang sama, sampai-sampai raja mengirimkan orang yang ke empat, namun juga belum kembali. Hingga akhirnya raja menjadi penasaran, dan menyamar kemudian pergi menjumpai istri saudagar itu.
Ketika hari telah malam, datanglah raja kepada istri saudagar. Istri saudagar menyuguhi tamunya dengan makanan dan minuman. Perempuan ini curiga ketika melihat cara duduk tamunya yang terakhir ini, “ia pasti orang besar, kalau bukan raja, tentu perdana menteri atau orang terkemuka,” katanya dalam hati. Istri saudagar pun mengemukakan syarat yang sama seperti kepada empat tamu sebelumnya.
Ketika raja telah pergi, istri saudagar menanyai keempat orang yang dikurung dalam lubang persembunyian. “Kenalkah kalian kepada orang itu?” tanyanya.
“Dia adalah raja kami. Baginda lah yang menyuruh kami untuk menggoda tuan. Dikarenakan raja melihat bunga yang selalu dibawa oleh suami tuan yang tak pernah layu,” orang-orang itu menyahut.
Setelah mengetahui rahasia itu, empat orang tadi pun dikeluarkan dari lubang persembunyian dan meminta mereka untuk mendampinginya ketika raja kembali datang. Ketika raja datang, amat heranlah baginda melihat empat orang suruhannya. Empat orang ini pun bercerita mengenai pengalamannya bersama istri saudagar yang setia itu.
“Wahai raja, apakah tuan kira hamba ini seperti perempuan lain yang mudah menyerah karena godaan? Sungguh hamba sangat takut kepada Allah SWT.”
Mendengar ucapan istri saudagar itu, malulah hati raja. Raja pun memberikan segala harta benda yang dibawanya kepada istri saudagar itu. Setelah itu, kembalilah raja ke istana dan menemui saudagar sahabatnya itu. Raja pun menceritakan mengenai muslihat yang direncanakannya. Raja memuji kesetiaan istri saudagar itu. Saudagar itu pun begitu bahagia mendengar cerita mengenai istri yang dikasihinya itu. Ia pun ingin segera pulang menemuinya.
Maka, raja pun menghadiahkan harta benda yang sangat banyak kepada saudagar itu. Ketika sampai ke negerinya kembali, hidupkah saudagar itu dengan bahagia bersama istrinya.(*)
well, ternyata kisah ini memang menarik dan dibumbui nasihat yang berarti ya.. lumayan keriting neh jari. tapi gpp deh berbagi cerita, khususnya buat kaum perempuan yang membuka blog ini. Cayoo perempuan!! ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)