Selasa, Februari 07, 2012

Perempuan & Suaminya yang Pencemburu

Untuk pertama kalinya aku meminjam buku di perpustakaan daerah kota balikpapan, saat melihat-lihat jejeran buku yang tersusun tidak begitu rapi di rak, mataku tertuju pada satu buku berjudul "Cerita Teladan Burung Bayan". baca sinopsisnya, ternyata cukup menarik. akhirnya aku memutuskan, buku ini akan aku pinjam. Ada 24 kisah klasik yang memikat hati dan penuh teladan. salah satunya kisah dibawah ini. "Perempuan dan Suaminya yang Pencemburu"

******

Alkisah, seorang perempuan yang cantik parasnya, bersuamikan seorang yang pencemburu. Sehari hari sang suami lebih banyak berada di rumah untuk menjagai istrinya yang cantik molek itu. Laki-laki ini malas berdagang atau bekerja, sehingga harta mereka pun lama-kelamaan menipis. Sang istri yang rupawan itu menjadi bingung melihat keadaan suaminya.

“Wahai suamiku, sekarang ini kita telah tak berharta lagi. Bagaimana dengan kehidupan kita, dengan apa kita makan? Mengapa engkau tidak pergi berlayar atau berdagang? Bagaimana nasib kita kelak?” Tanya istri dengan rasa cemas.
“Istriku tercinta, sungguh aku tak ingin berpisah denganmu. Aku khawatir jika pergi meninggalkanmu, ada orang yang akan berbuat jahat kepadamu. Aku juga khawatir engkau tak pandai menjaga diri,” kata sang suami, tak kalah cemas.
Istri tersenyum simpul mendengar kata-kata suaminya itu. Rupanya alas an itu lah yang membuat suaminya enggan berpisah dengannya. “Pernahkan tuan mendengar sebuah hikayat?” kata sang istri merajuk.

“Hikayat apa gerangan? Ceritakanlah padaku,” kata suami itu.

Maka , istri cantik ini pun mulai bercerita. “Dahulu ada seorang laki-laki yang sangat baik, menikah dengan perempuan yang amat dicintainya. Tapi, laki-laki ini tidak pernah cemburu pada istrinya. Berbagai caradibuat sang istri untuk memancing rasa cemburu suaminya, namun laki-laki ini tetap saja tidak pernah marah padanya. Lama kelamaan sang istri berpikir bahwa jangan jangan suaminya tidak suka lagi padanya. Akhirnya ia mencoba cari cara lain, ia memanggil seorang sahabat wanitanya yang kemudian didandanin dengan pakaian laki-laki. Lalu ia pun bercakap-cakap dengan mesranya, seolah sahabatnya seorang laki-laku yang dikasihinya. Ternyata suaminya tak juga menunjukan rasa cemburu. Sang istripun akhirnya tidak sabar, dan kemudian mendatangi suami.

“Wahai suamiku, mengapa engkau tidak pernah merasa cemburu kepadaku? Berbagai cara kulakukan, tetapi tetap saja kamu tidak bisa cemburu,” kata perempuan itu dengan jengkel.

“Wahai istriku terkasih, aku ini tidak perlu cemburu kepadamu. Karena dari pengalaman, banyak laki-laki yang cemburu justru diberdaya oleh istrinya,” kata sang suami bijak.

Kemudian laki-laki itu bercerita, ada sebuah hikayat kuno, yang kedengarannya mustahil namun sesungguhnya mengandung hikmah. Dulu ada seorang laki-laki yang bisa menyulap dirinya menjadi berbagai bentuk. Laki-laki ini sanbat pencemburu, karena istrinya adalah perempuan yang sangat cantik dan baik budi. Suatu kali istrinya hendak pergi jauh, lalu laki-laki berubah menjadi gajah agar istrinya bisa duduk dipunggung dan membawanya ke mana saja ia pergi. Ia khawatir bila akan terjadi sesuatu dengan istrinyadan takut istrinya menjadi tidak setia kepadanya. Sampailah disebuah pohon yang rindang, dan gajah pun berteduh disana. Ternyata diatas pohon ada seorang laki-laki yang mencari angin. Ketika terpandang olehnya seorang perempuan cantik duduk diatas gajah, ia pun tersenyum pada perempuan itu. Dan perempuan itu pun membalas senyuman laki-laki yang menggodanya. Laki-laki itu pun mendekati perempuan itu dan mereka kemudian asyik mengobrol di punggung gajah. Sungguh, laki-laki itu tidak tau kalau gajah itu sesungguhnya suami perempuan yang molek itu.

“Ada sebuah rahasia penting,” kata perempuan itu lagi. “Tidak kah engkau tahu bahwa sesungguhnya gajah yang membawaku kemana-mana ini adalah suamiku sendiri. Suamiku adalah seorang pencemburu. Saking jengkelnya, maka aku jadis erring berbuat iseng. Aku terima perkenalan banyak laki-laku yang jatuh hati karena kecantikanku. Aku telah mengkhianatinya.”
Laki-laki itu amat terkejut. “Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?” tanyanya tak percaya. Karena ketakutan laki-laki itu segera lari dan kembali bersembunyi di balik pohon. Kemudian gajah itu pergi berlalu, seperti tak terjadi apa-apa dengannya.
“Demikianlah, kata sang suami, dengan keadaan suami seperti itu saja istri bisa berkhianat. Jadi kalau engkau ingin berbuat khianat sedangkan aku telah menjaga dan mencemburuimu, tetap saja itu bisa dilakukan. Maka aku tidak mau memelihara rasa cemburu itu,” kata sang suami lagi.

Sungguh lega sang istri mendengar hikayat yang dituturkan suaminya ini. “Kalau aku khianat kepadamu, tentu tak sulit bukan? Tapi insyaAllah, tak akan kulakukan itu,”

“Aku tak bisa mempercayaimu seratus persen, walaupun engkau telah berbuat janji kepadaku,” kata sang suami.
“Jika engkau tidak juga mempercayaiku, ada setangkai bunga dan sehelai kain berwarna merah tua. Pakailah olehmu, dan bawalah berlayar. Jika ternyata bunga itu layu dan kain itu menjadi luntur, berarti aku telah berbuat khianat kepadamu,” kata istrinya sambil tersenyum.

Mendengar ini, suaminya setuju. Ia pun pergi berlayar dengan bermacam barang dagangan. Sampailah ia disebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja yang budiman. Rupayanya raja menyukai saudagar yang bersikap baik ini. hampir setiap waktu saudagar diajak berjalan mengelilingi negeri. Sampai akhirnya masuk lah musim kemarau yang mengakibatkan tanaman dan pepohonan mongering dan layu kemudian rontok. Namun, diam-diam raja heran dengan sekuntum bunga yang dibawa oleh saudagar itu, yang tetap segar.

“Bunga apakah ini? sudah berbulan-bulan di sini, tak sedikit pun ia berubah warnanya,”Tanya sang raja menyelidik. Namun setelah mendengar alas an yang diutarakan saudagar ini, raja justru merasa tidak percaya bahwa kepercayaan suami istri bisa dilihat melalui kain dan bunga. Akhirnya raja mengutus seorang hamba yang amat tampan wajahnya, untuk menggoda hati istri saudagar tersebut. Dan pada malam harinya, sampailah hamba raja itu didepan rumah istri saudagar.

“Wahai orang muda, karena aku istri orang, apa kata orang nanti bila suamiku mengetahui perbuatanku. Aku akan dibunuhnya. Dan engkau sendiri tak akan dilibatkan dalam peristiwa ini,” kata istri saudagar itu dengan manis.

“Wahai wanita mulia yang jelita, katakanlah segala yang kau inginkan itu. Pasti akan kuturuti,” kata hamba raja itu.
Istri saudagar pun memintanya agar mendatangi seluruh penduduk negeri ini dan mengatakan bahwa ia tertarik pada istri saudagar itu. Setelah raja hamba itu pergi, perempuan cantik yang setia itu membuat lubang besar di dalam rumahnya. Dan ketika hamba raja itu datang lagi, dan hendak masuk ke rumah, didorongnya tubuh laku-laki itu ke dalam lubang. Tinggallah raja hamba itu seorang diri, namun tetap diberi makan dan minum oleh istri saudagar itu.
Sementara raja terus menanti hambanya yang tak kunjung datang. Akhirnya raja mengutus seorang laki tampan lainnya guna menggoda istri saudagar itu. Sama seperti orang pertama, istri saudagar itu melakukan hal yang sama, sampai-sampai raja mengirimkan orang yang ke empat, namun juga belum kembali. Hingga akhirnya raja menjadi penasaran, dan menyamar kemudian pergi menjumpai istri saudagar itu.

Ketika hari telah malam, datanglah raja kepada istri saudagar. Istri saudagar menyuguhi tamunya dengan makanan dan minuman. Perempuan ini curiga ketika melihat cara duduk tamunya yang terakhir ini, “ia pasti orang besar, kalau bukan raja, tentu perdana menteri atau orang terkemuka,” katanya dalam hati. Istri saudagar pun mengemukakan syarat yang sama seperti kepada empat tamu sebelumnya.

Ketika raja telah pergi, istri saudagar menanyai keempat orang yang dikurung dalam lubang persembunyian. “Kenalkah kalian kepada orang itu?” tanyanya.
“Dia adalah raja kami. Baginda lah yang menyuruh kami untuk menggoda tuan. Dikarenakan raja melihat bunga yang selalu dibawa oleh suami tuan yang tak pernah layu,” orang-orang itu menyahut.

Setelah mengetahui rahasia itu, empat orang tadi pun dikeluarkan dari lubang persembunyian dan meminta mereka untuk mendampinginya ketika raja kembali datang. Ketika raja datang, amat heranlah baginda melihat empat orang suruhannya. Empat orang ini pun bercerita mengenai pengalamannya bersama istri saudagar yang setia itu.
“Wahai raja, apakah tuan kira hamba ini seperti perempuan lain yang mudah menyerah karena godaan? Sungguh hamba sangat takut kepada Allah SWT.”

Mendengar ucapan istri saudagar itu, malulah hati raja. Raja pun memberikan segala harta benda yang dibawanya kepada istri saudagar itu. Setelah itu, kembalilah raja ke istana dan menemui saudagar sahabatnya itu. Raja pun menceritakan mengenai muslihat yang direncanakannya. Raja memuji kesetiaan istri saudagar itu. Saudagar itu pun begitu bahagia mendengar cerita mengenai istri yang dikasihinya itu. Ia pun ingin segera pulang menemuinya.
Maka, raja pun menghadiahkan harta benda yang sangat banyak kepada saudagar itu. Ketika sampai ke negerinya kembali, hidupkah saudagar itu dengan bahagia bersama istrinya.(*)

well, ternyata kisah ini memang menarik dan dibumbui nasihat yang berarti ya.. lumayan keriting neh jari. tapi gpp deh berbagi cerita, khususnya buat kaum perempuan yang membuka blog ini. Cayoo perempuan!! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar