Rabu, Februari 08, 2012

Anak Angkat yang menyusahkan Orang tua

Cerita ini mengajak orang yang hendak mengangkat anak untuk banyak berpikir. Khususnya bagaimana cara mendidiknya dengan baik seperti yang diingini. Jangan seperti Khojah Astor . akibat anak angkat, rusak kehidupannya dan habis segala harta bendanya… ck ck ck!! Dari buku “Cerita Teladan Burung Bayan”
*****************************************

Khojar Astor adalah seorang saudagar yang kaya raya di negeri Tabaristan. Namun ia tidak beranak. Lalu seorang budak Habsyi bernama Sadalab masih kanak-kanak di angkat sebagai anaknya. Khojah Astor sangat menyayangi dan memelihara anak itu dengan baik. Segala keperluan anak itu dipenuhinya. Sadalab benar-benar hidup bagaikan anak orang penting, selalu dikelilingipelayan dan dituruti kemauannya.

Menjelang usia 12 tahun, semakin tampak lah perilaku yang manja dan suka diatur. Ia tak pandai mengaji karena perilakunya buruk. Suatu hari Sadalab berkelahi dengan temannya sesame mengaji. Guru mereka berusaha melerai perkelahian itu, namun Sadalab terus memukuli temannya. Akhirnya Sadalab memukul temannya itu dengan sebilah kayu. Kena dibagian kepala sehingga kepala teman Sadalab pun berdarah-darah.

Guru mengaji sungguh menyesali perbuatan Sadalab dan langsung membawanya kepada Khojah Astor. Mengetahui kenakalan anak angkatnya, Khojah Astor pun marah. Apalagi. Orang tua teman Sadalab pun datang mengadukan perkelahian itu sambil menceritakan sakit yang diderita anaknya.

“Maafkanlah tuan, anak saya ini. karena saya tidak sempat mencegahnya melakukan itu kepada anak tuan.” Kata Khojah Astor dengan rasa sedih dan malu. ia merasa sangat bersalah. Maka, diberinya segala macam uang dan pemberian lainnya, guna menghilangkan kemarahan dan juga biaya pengobaan anak yang menjadi korban kenakalan Sadalab itu. “Tolong lah tuan bersabar dan mengampuni kesalahan anak kami.”

Karena melihat kerendahan hati Khojah Astor, orang tua anak itu pun menjadi hilang marahnya. “Terimakasih tuan akan nasihatnya dan juga seluruh kebaikan dan pemberian tuan kepada kami. Sungguh tak ternilai harganya,” kata orang tua anak itu.
Demikian lah Sadalab sering menimbulkan kesulitan dan membuat malu bagi Khojah Astor dan istrinya serta sanak kerabatnya. Ketika Sadalab berumur 20 tahun, mulai lah ia senang menghabiskan harta orang tua angkatnya. Ia senang berfoya-foya dan bermewah-mewah dengan harta Khojah Astor. Sementara itu Khojah Astor sendiri tak bisa berbuat banyak menghadapi kenakalan anak angkatnya.

Ketika melihat sepak terjang anak Sadalab yang semakin membuat malu keluarga, sanak saudara Khojah Astor pun mulai marah. Mereka menuntun Khojah Astor berlaku keras kepada anak angkatnya itu. Namun, apa kata Khojah yang mulai tua? “Wahai sanak saudaraku, sungguh benarlah kata-kata kalian itu. Kalian pasti sudah geram atas seluruh perbuatan buruk Sadalab. Apalagi diriku yang menjadi orang tua angkatnya. Aku sudah tidak sanggup lagi.” Kata Khojah Astor sedih.
Mendengar itu, terdiamlah mereka semua. Tak ingin mereka menambah beban dan kesedihan Khojah Astor yang baik hati itu. Semakin hari semakin banyak perbuatan memalukan dan kejahatan yang dilakukan Sadalab. Padahal usianya sudah dewasa untuk memikirkan pekerjaan yang lebih serius, misalnya berumah tangga atau menyelenggarakan usaha.

Suatu hari terjadilah keributan antara Sadalab dengan keponakan Khojah Astor. Mereka terlibat perkelahian sengit dengan menggunakan senjata tajam. Akhirnya Sadalab tertusuk belati di bagian perutnya. Karena pendarahan yang tak kunjung berhenti, meninggallah anak angkat Khojah Astor itu. (*)

2 komentar:

  1. aku pernah dengar kata2 bijak "kesalahan anak bisa disebabkan oleh kesalahan orang tua". semestinya orang tua tidak membedakan apa itu anak kandung, anak tiri, anak angkat, karena semua anak sama. sama2 telah dilahirkan dan harusnya juga sama dididiknya. (barusan kayak mama dede yg ngomong, hehe)

    BalasHapus
    Balasan
    1. weww.. sungguh bijak kata-kata itu sobat.. ^_^

      Hapus